Warung Bebas

Rabu, 30 Agustus 2006

hati-hati kalau menemukan koper...

apa yang anda lakukan bila menemukan sesuatu? kalau sesuatu itu berupa pen atau pinsil, di kantor misalnya, kita tinggal teriak: "siapa punya nih?" bila tak ada yang meng-claim jadilah ia milik pribadi. nah, kalau sesuatu itu adalah barang berharga. lihat kiri-kanan lalu menyimpannya? atau mengacuhkannya? atau lapor ke polisi?

gambar milik kopermovie.comjangan, jangan lapor ke polisi kalau anda menemukan sesuatu seperti di sebelah kiri ini. mengapa demikian? alih-alih temuan anda diterima, anda malah harus merogoh kocek dalam-dalam. tapi, ini bukan terjadi dalam dunia yang sebenarnya (atau di dunia yang sebenarnya juga ada?). ini merupakan kisah yang dapat anda temui di koper, sebuah film layar lebar yang kemarin kami (saya dan teman-teman) tonton premiere-nya.

kata seorang teman, 'nonton felem ini sama kayak nonton felem iklan versi panjang'. artinya, kalau iklan-iklan televisi itu durasinya paling 60 detik, tapi yang ini lebih dari 120 menit (silakan dikonversi ke ukuran detik, kalau berminat). barangkali karena sutradara dan penulis skenario, yang juga merangkap sebagai produser, mantan 'orang iklan' jadi si temen berkomentar begitu. ada lagi yang bilang, 'kayak nonton teater deh'. kalau ini mungkin karena ia melihat butet kartaredjasa dan djaduk ferianto.

komentar apapun boleh dan sah-sah saja. kalau saya pribadi melihat 'pesan sponsornya' yang banyak banget. dari awal sampai akhir cerita yang namanya penaja itu terlibat penuh. mi instan yang dimasak dan dimakan setiap hari. minuman beralkohol yang ditenggak saat di kafe atau barang-barang lain yang 'nempel' di billboard.

ceritanya tentang yahya, seorang pegawai rendahan bagian arsip, yang menemukan koper dan malahan dibuat sengsara oleh sang koper. betapa tidak. karena ia bersikukuh untuk mencari pemilik koper dan mengembalikannya. sementara, orang banyak (termasuk istrinya) menganggap itu adalah rejeki nomplok yang harus dimanfaatkan. perang batin, di sepanjang film, inilah yang kemudian menjadi suguhan buat para penonton.

yahya ini seorang idealis. tak mau makan suap atau uang haram dalam bentuk apapun. ia memegang teguh idealnya ini. saat orang-orang memaksa untuk membuka koper itu, ia bergeming. "ini bukan harta kita," kilahnya. ia juga sayang sama isterinya dan berjanji akan menemaninya. tapi kok saat isterinya terbaring sakit, ia malah asyik mengobrol dengan penjaga kafe. ngobrol ngalur-ngidul soal hidup, soal cinta dan lain sebagainya.

oh, ya, koper ini selalu dibawanya ke tempat ia kerja atau saat mampir ngebir di kafe. lantas apakah isi koper yang bikin malapetaka itu? sebaiknya anda menonton langsung film ini. karena sampai saat 'credit title' muncul, penonton di belakang saya juga menanyakan hal yang sama.

lho, nonton atau nonton sih?

Senin, 28 Agustus 2006

toserba di emplasemen...

kalau butuh bermacam-macam barang, tempat yang kita datangi umumnya adalah pasar swalayan atau toserba alias toko serba ada (masih ada tidak ya toko yang pakai nama ini?). di sini anda dapat menemukan hampir segala macam keinginan dan kebutuhan. (kok dibedakan sih antara kebutuhan dan keinginan? menurut orang pemasaran demikianlah adanya. bila sudah berada di pasar swalayan, boleh jadi, barang anda beli belum tentu itu merupakan kebutuhan. karena kebutuhan bisa diciptakan. sementara keinginan adalah yang benar-benar anda inginkan. bingung ya? :d)

balik ke soal ‘serba ada’ ternyata ada alternatif lain dan tempatnya di stasiun kereta api depok lama. tepatnya di emplasemennya. sambil menunggu kedatangan kereta api enaknya sih duduk-duduk ya. tapi, kalau yang biasa main di stasiun (biasa naik krl), pasti tahu bahwa yang namanya tempat duduk di situ kalau tidak dipenuhi yang menunggu juga ya diduduki para penjual.

biasanya sih saya menunggu tidak terlalu lama. tapi sabtu kemarin itu jadi luar biasa. gara-garanya ada kabel listrik atas yang dicuri (bisa-bisanya kabel listrik dicuri. pasti profesional dan tahan listrik nih pelakunya). akibatnya hanya satu jalur krl yang dapat dipergunakan. dan, sudah dapat dipastikan krl banyak yang telat. kata teman: “gak dicuri aja telat, apalagi pake dicuri.”

sambil menunggu di sebelah kiri saya penjual cd lagu-lagu oldies asyik berpromosi. di sebelah kanan ada sebuah ‘kios’ yang masih tutup. tapi tak lama pemiliknya datang dan membuka kiosnya. usai membuka dan merapikan penutup kiosnya barulah kelihatan barang dagangannya. awalnya sih yang kelihatan hanya helm. tapi setelah terlihat semua, dalam hati saya bergumam: ini dia toserba!

ini, sebagian barang yang sempat saya lihat. lemari pajangan: perlengkapan motor: karet footstep, tutup mesin, pengkilap spakbor, spakbor, sarung tangan, busi, baut, kaca spion, penghalang angin, bingkai nomor polisi dan yang lainnya. di lemari lain: intercom, telepon, walkman, mike, earphone, kalkulator. lemari lain lagi: segala macam pemantik atau lighter, batu pemantik, gas. lemari lainnya lagi: batu baterai, setrika, binocular (ya betul teropong tapi yang kecil). itu yang di lemari. barang-barang di atas lemari pajangan itu selain helm adalah antena televisi. dan, masih banyak lagi barang lainnya yang tak sempat saya rekam di benak.

hanya saja, sama seperti para pedagang lainya, ia berjualan di bawah tanda bertulisan: “kawasan khusus penumpang. dilarang berjualan disini!” salah ya dia? atau salah pembeli? atau salah penguasa stasiun? atau saya salah ya karena menuliskan yang salah? :d

Rabu, 23 Agustus 2006

masih di bodogol belum ke bedugul...

agar tak 'gosong' dibakar matahari, istirahat di gazebo pun hanya berbilang menit. jaket pun dilepas karena gerimis telah usai. treking berikut adalah ke jembatan kanopi alias jembatan yang melintas antara pohon ke pohon. panjang sebenarnya 100m dengan ketinggian 0-25 meter dari permukaan tanah. tapi sayangnya yang dapat dilintasi hanya 25m karena ada bagian yang rusak tertimpa pohon. "perbaikannya menunggu anggaran tahun depan," kata pak pepen sang jagawana.

perjalanan menuju kanopi memang lebih mudah karena sudah diperkeras dengan conblock. banyak larangan yang harus dipatuhi ketika menuju jembatan gantung ini. antara lain tak boleh berteriak-teriak atau membuang biji-bijian sembarangan. sepanjang perjalanan, kang jamal kembali bercerita. menerangkan kepada kami tentang tanaman yang ada. ada juga papan berisikan foto-foto yang sayangnya tidak dirawat dengan baik sehingga fotonya hampir tak terlihat. begitu pula dengan petunjuk nama pohon yang mulai memudar.

di tengah perjalanan ini ada juga yang namanya 'catwalk'. tapi jangan membayangkan tempat untuk peragaan busana ya. ini merupakan tempat yang menjorok ke jurang dengan luas sekitar 4x4m untuk istirahat dan 'kalau anda beruntung dapat melihat hewan langka di sini' (tulisan di papan di depan catwalk). oh, ya, banyak hewan langka di bodogol. ada owa jawa yang memang ditangkarkan, macan kumbang, elang jawa dan yang lain. jadi kalau beruntung (atau sial) anda bisa bertemu macan kumbang.

kami memang tidak beruntung saat di catwalk. tapi ketika kembali dari jembatan kanopi yang beruntung adalah nanda dan kang jamal. mereka sempat melihat owa jawa yang bergelantungan. kembali ke gazebo setelah mencicipi jembatan gantung membuat lutut agak gemetar karena jalannya menanjak. mau tak mau kami beristirahat sebentar.

peluh yang bercucuran tak kami hiraukan lagi. rasa puas seakan menghilangkan lelahnya fisik. tapi bagi nanda (dan ayahnya) kepuasan itu semakin bertambah dengan semangkuk mi instan hangat :d. (kata ibunya nanda: jauh-jauh dari depok makannya mi instan juga). makanan yang tersedia memang hanya ini plus makanan kecil (kacang atom) kecuali anda membawa sendiri makanan lain.

usai berkemas-kemas dan agar tak terlalu siang kembali ke tempat parkir (lido resort), kami segera kembali menumpang 'sarge'. kalau saat berangkat kami diguyur gerimis dan kabut, saat pulang kami diguyur sinar mentari siang. plus debu dan juga aroma kompos (dari kotoran sapi). perjalanan pulang lebih cepat karena jalan tak lagi licin. dan, pastinya kang hary sudah hafal sekali jalan itu. bau matahari, debu yang menempel di pakaian dan keringat yang mulai mengering tak lagi kami perhatikan. (yang memperhatikan adalah orang lain: "ini orang abis panen kali yak").

kalau anda suka alam. udah 'bete' ngeliatin hutan beton di kota. punya jiwa bertualang (gak usah gede-gede amat kok), cobalah ke bodogol. lokasinya mudah dicapai. ambil saja jalan ke arah sukabumi dan temukan lido resort atau lebih beken dengan nama taman rekreasi lido di km 21 (dari tol jakarta-bogor-ciawi ke arah sukabumi). kalau berniat menggunakan kendaraan pribadi pastikan kendaraan anda mampu diajak 'ber-off-road-ria' karena medannya menuju bodogol masih berupa tanah dan batu kali.

kalau anda 'ngeteng' kendaraan umum, selain berjalan kaki, tersedia kendaraan sewaan (salah satunya 'si sarge tea euy') dengan kapasitas enam orang sebesar 250.000,00 per mobil. atau anda juga bisa menyewa atv (all terrain vehichle) dari lido resort.

cukup dulu ceritanya, udah kepanjangan kayaknya sih. terima kasih buat teh ika yang menyediakan rumahnya buat diinapi, kang anton ario dari cci, kang asep yang jadi pusat informasi, kang jamal interpreter, kang pepen jagawana, kang ae tukang masak mi, kang hendi di visitor centre dan kang oceng serta kang harry tukang supir jip perang.

Selasa, 22 Agustus 2006

bodogol bukan bedugul...

cuti bersama (yang mengambil hak cuti karyawan itu) bulan agustus ini berjumlah lima hari. dimulai dari tanggal 17 sampai dengan 21. lumayan lama untuk dipakai jalan-jalan atau pesiar. maka kami bertiga (nanda, ayahnya dan ibunya) memutuskan untuk menjadi ‘backpaker’ dadakan. tujuan kami adalah bodogol. betul! bukan bedugul, kalau yang ini berada di pulau bali sementara bodogol di jawa barat. letaknya di kawasan taman nasional gunung gede pangrango, tepatnya di kaki gunung pangrango.

kami memasuki kawasan ‘pusat pendidikan konservasi alam bodogol (ppka bodogol – ini sebutan resminya)’ dari lido resort, sukabumi. lokasi ini mudah dicapai dengan kendaraan umum sekalipun. tambahan lagi lido resort yang berlokasi di pinggir jalan dengan danau itu sudah menjadi tempat wisata yang kondang. bodogol ini didirikan atas kerja bareng conservation international Indonesia program, bersama yayasan alam mitra indonesia dan balai taman nasional gunung gede pangrango. luasnya kurang lebih 15.000 meter persegi dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, jadi tidak dingin malah sejuk udaranya.

ngapain sih treking ke hutan? apa sih yang mau dilihat di sana? dan sejuta (melebih-lebihkan ini, pastinya yak) tanya bercampur heran tertumpah kepada kami. (peduli amat yak :d. tidaklah). kamipun harus menjelaskan bahwa kepergian kami bukannya tanpa tujuan. selain untuk memberikan pengalaman
baru kepada nanda (bepergian dengan 'ngeteng' naik kendaraan umum), sebenarnya bodogol merupakan lokasi outing sekolah nanda di bulan november. jadi, kami bagaikan 'tim advance' yang melakukan survei pendahuluan.

beruntung, kami mempunyai saudara yang mempunyai rumah di cigombong (dekat ke lido resort) sehingga untuk penginapan tak perlu keluar biaya lagi. (bukankah ini juga sebagian tujuan bepergian ala backpaker? yaitu hematlah biaya sehemat-hematnya :d). jam tujuh pagi kami (berempat ditambah saudara pemilik rumah) sudah 'ngetem' di tempat parkir lido resort untuk menunggu dijemput menuju bodogol.

tak lama menunggu, sebuah jip (bekas perang dunia ke-dua? entahlah, yang pasti kata kang hary yang mengemudikannya: "jip ini buatan tahun 48 pak."). "wah, kita naik sarge bu," komentar nanda ketika melihat si jip ijo itu. jip atau kendaraan berpenggerak 4-roda memang paling pas buat menuju bodogol. jarak dari tempat parkir ke lokasi memang hanya sekitar 3km tapi off-road. nah, kendaraan yang oke punya ya jip atau motor trail. atau, jalan kaki pun bisa, kalau mau.

setelah ajrut-ajrutan sekitar setengah-jam-an kami sampai di bodogol. rinai gerimis menyambut kedatangan kami. tapi tekad sudah bulat kami harus mencapai air terjun dan jembatan kanopi. istirahat sebentar, kamipun memulai treking ditemani kang jamal, relawan di sana, yang menjadi penunjuk jalan (istilah ppkab, kang jamal ini adalah 'interpreter'.) cikaweni adalah water fall yang akan kami datangi.

diimbuh gerimis, kabut, dan pohon-pohon pinus di kiri dan kanan jalan serta jalan tanah yang agak licin plus track off-road sekitar satu jam berjalan kaki, kami sampai di cikaweni. tidak terlalu tinggi memang air terjunnya, hanya sekitar 10m. tapi rasanya senang melihat nanda begitu antusias. apalagi sepanjang perjalanan, kang jamal memberikan berbagi informasi mengenai flora dan fauna yang ada. tak lama di sini kami kembali ke gazebo untuk istirahat. (ada satu air terjun lagi yang lebih oke yaitu cipadaranten. hanya saja jarak tempuhnya 4km). .... ada sambungannya biar gak kepanjangan bacanya...

Rabu, 16 Agustus 2006

dirgahayu merdeka...

jalan-jalan berhias diri. pinggir trotoar, di kompleks perumahan yang saya biasa lalui setiap hari, dicat kembali. paduan hitam-putihnya menjadi mencolok mata. cukup menjadi penanda di kala malam hari. ikut mengamankan para pemakai jalan.

gerbang atau gapura di depan gang atau jalan kecilpun dipercantik kembali. bahkan, sebuah stasiun televisi menjadi penaja untuk kegiatan lomba gapura yang berhadiah cukup besar (kalau untuk makan-makan atau kendurian satu rt dijamin berlebihlah :d).

mal atau pusat perbelanjaan juga ikut mengambil kesempatan yang datang sekali dalam setahun maka tak perlu heran melihat kain rentang berbunyi: 'merdeka sale' atau 'diskon yang besarnya disesuaikan dengan angka (keramat?) 17-8-45'. oh, ya, kain rentang atau spanduk dipasang juga di depan gang, di pinggir jalan atau di depangedung instansi pemerintah maupun kantor-kantor swasta. bunyinya:

dirgahayu republik indonesia ke-61

dirgahayu ke-61 republik indonesia

61 th merdeka

dirgahayu hut ri ke-61

tahun ini memang betul usia kemerdekaan republik indonesia adalah 61. tapi apa yang ada di kain rentang itu berbeda jadinya. kalau ada ri ke-61 berarti (tahun depan) ada ri ke-62 dan seterusnya. padahal kita semua tahu, ri hanya ada satu (dan nkri adalah sudah final kata pembesar dan petinggi negara ini).

berbilang tahun sudah kekeliruan itu dilakukan. berkali-kali pula para pakar bahasa indonesia membetulkan kesalahan itu. di surat kabar juga diulas. di radio dikumandangkan. di televisi dibahas. namun, kembali salah.

enam puluh satu tahun ternyata bukan waktu yang cukup untuk mempelajari bahasa indonesia. bahasa yang oleh para pemuda dijadikan 'bahasa persatuan'. atau kita yang tak mau belajar. jangan tanyakan pada mereka yang untuk makan sehari-haripun sudah susah. coba sapa mereka yang masuk golongan kaum berpunya atau berkecukupan. golongan yang ini pun, nampaknya, belum mencintai bahasa indonesia. lihatlah iklan-iklan yang bertebaran di berbagai media. campur-aduk (atau padu-padan istilah mereka) bahasa indonesia dan inggris tak menjadi masalah.

sangat boleh jadi ini kesimpulan yang salah. jadi pengin bertanya. benarkah kita mencintai negeri yang dulu berjulukan gemah ripah loh jinawi ini? sudah benar-benar merdekakah kita?

dirgahayu indonesiaku.

selamat berlibur panjang bagi mereka yang (terpaksa) harus menjalankan cuti bersama hingga tanggal 21 agustus.

Selasa, 15 Agustus 2006

(masih juga) kreatif dikit dong...

inilah dua hambatan terakhir...
Hambatan 6: Terpaku pada masalah
Masalah seperti kegagalan, kesulitan, kekalahan, kerugian memang menyakitkan. Tetapi bukan berarti usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut harus terhenti. Justru dengan adanya masalah, kita merasa terdorong untuk memacu kreativitas agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat, lebihefektif. Tahukah Anda bahwa Colonel Sanders menghadapi kesulitan dalam menjual resep ayam goreng tepungnya? Namun, ia tidak terpaku pada kesulitan tersebut, ia memanfaatkan kreativitasnya sampai akhirnya ia mendapat ide untuk menggunakan sendiri resep tersebut dengan mendirikan restoran cepat saji dengan menu utama ayam goreng tepung. Idenya ini terbukti manjur membukukan suksesnya sebagai salah satu pebisnis waralaba terbesar di dunia.

Hambatan 7: "Stereotyping"
Lingkungan dan budaya sekitar kita yang membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping) bisa juga menjadi hambatan dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini, masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah saja, tidak perlu pendidikan tinggi, dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja, tidak usah berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Tjut Njak Dhien menerima saja semua pandangan umum yang berlaku di masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati jasa yang diperkaya oleh keterlibatan para wanita profesional, misalnya: mendapatkan layanan dokter wanita, menikmati kreasi arsitek dan seniman wanita, mendapatkan hasil didikan guru wanita, mengirim diplomat wanita sebagai duta Indonesia, atau bahkan dipimpin oleh seorang presiden direktur, bahkan presiden (pimpinan negara) wanita.

Kreativitas memang masih harus ditunjang dengan senjata sukses lainnya. Tetapi, orang yang memiliki dan bisa mengoptimalkan kreativitas mereka bisa menggeser mereka yang tidak memanfaatkan kreativitas mereka. Lalu, bagaimana jika Anda mengalami hambatan untuk mengoptimalkan kreativitas Anda? Tidak perlu panik. Kenali hambatannya, atasi, dan ambil tindakan untuk mengasah kembali kreativitas Anda. Kreativitas itu ibarat sebuah intan, semakin diasah semakin berkilau. Jadi sudah siapkah Anda untuk membuat kreativitas Anda agar semakin berkilau?

berapa hambatan yang anda punya? satu, dua atau tujuh-tujuhnya? tak masalah sepanjang anda masih mau berubah. kalau roy dan sandra mengibaratkan kreativitas sebagai intan, saya mengibaratkannya sebagai sumur. semakin sering ditimba airnya semakin bersihlah airnya. kreativitas semakin muncul.

(masih) kreatif dikit dong...

sambungan dari yang sebelumnya, masih soal hambat-menghambat kreativitas...
Hambatan 3: Rutinitas Tinggi
"Coba-coba yang baru? Aduh mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada habis-habisnya." Apakah kalimat ini pernah Anda ucapkan? Jika ya, berarti rutinitas pernah menjadi hambatan bagi Anda untuk memanfaatkan kemampuan Anda untuk berpikir kreatif. Mungkin Anda perlu menyisihkan waktu khusus untuk mengisi `kehausan' Anda akan kreativitas, misalnya baca buku tiap minggu (anda bisa menemukan ide brilian yang bisa Anda adaptasi, atau perbaiki), perluas lingkungan sosial Anda dengan mengikuti perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan Anda (siapa tahu Anda bertemu dengan orang-orang yang bisa mendukung Anda ke jenjang sukses). Tahukah Anda bahwa Mariah Carey sengaja menyisihkan waktu dari kegiatan rutinnya sebagai penyanyi latar untuk memperluas pergaulannya? Mariah berusaha masuk ke lingkungan pergaulan para petinggi di dunia musik internasional sebelum akhirnya bertemu dengan produser musik yang bersedia mensponsori album pertamanya yang langsung menjadi hit dunia?

Hambatan 4: Kemalasan Mental
"Untuk mencoba yang baru berarti saya harus belajar dulu. Aduh, susah. Terlalu banyak yang harus saya pelajari. Biar yang lain saja yang belajar." "Memikirkan cara lain? Wah, sekarang saja sudah banyak yang harus saya pikirkan. Lagipula memikirkan cara baru bukan tugas saya, biarlah atasan saya saja yang memikirkannya."Ini merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tidak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif sering tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh orang-orang yang tidak malas untuk mengasah otaknya guna memikirkan sesuatu yang baru, ataupun mencoba yang baru. Tahukah Anda bahwa Thomas Alva Edison tidak berhenti berusaha untuk memikirkan cara yang lebih baik dari eksperimen sebelumnya sampai puluhan kali sebelum akhirnya ia menemukan lampu pijar? Bayangkan apa yang akan terjadi jika pada kegagalan pertama, Edison malas berpikir untuk mengasah kreativitasnya dan melanjutkan ke eksperimen-eksperimen berikutnya?

Hambatan 5: Birokrasi
"Saya bosan menyampaikan ide lagi. Ide saya yang enam bulan lalu saya sampaikan, belum ada kabarnya apakah diterima atau tidak?" Seringkali karyawan atau pelanggan mengeluh karena ide atau usulan mereka tidak ditanggapi. Hal ini bisa saja terjadi karena proses pengambilan keputusan yang lama, atau karena proses birokrasi yang terlalu berliku-liku. Kondisi seperti ini sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi ataupun menyampaikan ide dan usulan perbaikan.Biasanya semakin besar organisasi, semakin panjang proses birokrasi, sehingga masalah yang terjadi di lapangan tidak bisa langsung terdeteksi oleh top management karena harus melewati rantai birokrasi yang panjang. Belajar dari pengalaman dan hasil studi di bidang manajemen, banyak organisasi dunia yang sekarang memecah diri menjadi unit-unit bisnis yang lebih kecil untuk memperpendek birokrasi agar bisa lebih gesit dalam berkreasi menampilkan ide-ide segar bagi para pelanggan ataupun dalam kecepatan mendapatkan solusi.
masih ada sambungannya lagi loh...

kreatif dikit dong...

menurut kamus, kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta; daya cipta atau perihal berkreasi; kekreatifan (kamus besar bahasa Indonesia, edisi kedua, 1988). orang banyak kemudian mengasosiasikan kata itu dengan seniman dan mereka yang bergelut di bidang seni. padahal kreativitas bukan melulu milik para seniman. semua orang, kalau mau, tentu bisa menjadi kreatif.

saya kutipkan artikel yang lumayan panjang dari roy sembel dan sandra sembel, yang saya terima dari seorang teman dengan pengantar: ‘biar elu tambah kreatif’ :d. dan, tentu saja hak cipta tulisan ini adalah milik roy dan sandra.

Menurut Carol K Bowman (Creativity in Business), setiap orang memiliki kreativitas. Bahkan, mereka yang sudah di atas 45 tahun sekalipun masih dianugerahi kemampuan untuk menjadi kreatif. Pendeknya, selama otak masih berfungsi, kreativitas masih mengalir dalam diri seseorang. Lalu, jika demikian mengapa banyak orang belum mampu memanfaatkan kreativitas mereka secara optimal?

Ternyata ada banyak hambatan untuk menjadi kreatif, 7 diantaranya dapat Anda simak disini. Kenali hambatan-hambatan tersebut, siapa tahu beberapa diantaranya dapat Anda temukan disini? Lalu ambilah strategi dan tindakan untuk mengasah kembali daya kreativitas Anda.

Hambatan 1: Rasa Takut
"Mengapa kamu tidak mencoba cara baru saja untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan lebih cepat?"
"Ah, saya takut gagal. Kalau saya gagal atau salah, saya pasti dimarahi, bos! Jadi lebih baik saya kerjakan saja sesuai dengan yang diperintahkan." Yah, rasa takut gagal, takut salah, takut dimarahi, dan rasa takut lainnya sering menghambat seseorang untuk berpikir kreatif. Tahukah Anda bahwa Abraham Lincoln sebelum menjadi presiden, berkali-kali kalah dalam pemilihan sebagai senator dan juga presiden? Tahukah Anda bahwa Spence Silver (3M) yang gagal menciptakan lem kuat, akhirnya menemukan `post-it' notes?

Hambatan 2: Rasa Puas
"Mengapa saya harus coba sesuatu yang baru?
Dengan begini saja saya sudah nyaman." "Saya sudah sukses. Apa lagi yang harus saya cemaskan?" Ternyata bukan masalah saja yang bisa menjadi hambatan. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamananpun bisa jadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, serta telah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya seringkali terbutakan oleh rasa bangga dan rasa puas tersebut sehingga orang tersebut tidak terdorong untuk menjadi kreatif mencoba yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Apple Computer yang pernah menjadi nomor satu sebagai produsen komputer, pernah tergilas oleh para pemain baru di industri ini karena Apple telah terpaku pada keberhasilannya sebagai yang nomor satu, sehingga menjadi lengah untuk menawarkan sesuatu yang baru pada target pasar sampai perusahaan ini terhenyak dengan munculnya pesaing yang berhasil menggeser kedudukan Apple. Namun, belajar dari kesalahan, Apple berusaha bangkit kembali dengan produk-produk baru andalan mereka.

bersambung loh...

Senin, 14 Agustus 2006

balada serba enam...

entah kenapa dan mengapa yang digunakan sebagai patokan adalah enam. tapi pasti, saya yakin, bukan karena angka '666' yang jadi bahan perdebatan (kusir) di berbagai milis.

Sebelum Tidur :
6 weeks : selamat bobo sayang, mimpi indah ya,
mmmuach.
6 months : tolong matiin lampunya, silau nih.
6 years : besok kita beli selimut 1 lagi ya biar nggak
rebutan gini.

Pake Toilet :

6 weeks : ngga apa², kamu duluan deh, aku ngga buru-buru
koq.
6 months : masih lama ngga nih?

6 years : brug! brug! brug! (suara pintu digedor),
kalo mau tapa di gunung kawi sono!

Ngajarin Nyetir :

6 weeks : hati-hati say, injek kopling dulu baru masukin
perseneling ya.
6 months : pelan² dong lepas koplingnya.

6 years : pantesan sering ke bengkel, masukin
persenelingnya aja kayak gini!

Balesin SMS
6 weeks : iya sayang, bentar lagi nyampe rumah koq, aku beli martabak kesukaanmu dulu ya.
6 months : mct bgt di jln nih.

6 years : ok.

Dating process :
6 weeks : I love U, I love U, I love U.

6 months : Of course I love U.

6 years : GOD, if I didn't love U, then why the hell
did I propose?

Pulang dari kerja :

6 weeks : Honey, I'm home.

6 months : I'm BACK!!

6 years : What did your mom cook for us today??


Hadiah (ulang tahun) :

6 weeks : Sayangku, kuharap kau menyukai cincin yang
kubeli.
6 months : Aku membeli lukisan, nampaknya cocok dengan
suasana ruang tengah.
6 years : Nih duitnya, loe beli sendiri deh yang kamu
mau.

Telepon :

6 weeks : Baby, ada yang pengen bicara ama kamu di
telpon.
6 months : Eh... ini buat kamu nih...

6 years : WOOIII TELPON BUNYI TUUUHHH....


Masakan :

6 weeks : Wah, tak kusangka rasa makanan ini begitu
lezaattt...!!!
6 months : Kita makan apa malam ini??

6 years : HAH? MAKANAN INI LAGI?!


Apology :

6 weeks : Honey muffin, don't you worry, I'll never
hold this against you.
6 months : Watch out! Don't do it again.

6 years : What's not to understand about what I just
said??

Baju baru :
6 weeks : Duhai kasihku, kamu seperti bidadari dengan pakaian itu.
6 months : Lho, kamu beli baju baru lagi?

6 years : BELI BAJU ITU HABIS BERAPA??


Planning for Vacations :

6 weeks : How do 2 weeks in Vienna or anyway you
please sound??
6 months : What's so bad about going to Istanbul on a
charter plane?
6 years : Travel? What's so bad about staying home???


TV :

6 weeks : Baby, what would you like us to watch
tonight?
6 months : I like this movie.

6 years : I'm going to watch ESPN, if you're not in
the mood, go to bed, I can stay up by myself.
selamat hari senin buat semua...

Rabu, 09 Agustus 2006

pokoknya sekarang...

pesuruh, jongos, opas, pembantu atau office boy (ob)? apa pun sebutan anda kepada ‘orang kecil’ (meminjam istilah membahasakan diri ob di kantor saya) ini tak menjadi masalah benar. dan, juga tak menjadi soal berapa orang jumlah ob di tempat anda.

pernah di kantor lama ada tiga ob yang melayani tiga bagian. pernah juga tiga ob untuk tiga lantai. jadi tiap ob hanya melayani lantai masing-masing. alhamdulillah, mereka tidak membuat aturan yang kaku. jadi saya masih dapat meminta tolong ob lantai satu karena saya di lantai 3.

sekarang ada tiga ob yang melayani kami sekantor dengan tigapuluhan karyawan dan karyawati. masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. pembagian tugas yang sebenarnya tidaklah terlalu kaku namun kadang disalahgunakan dengan kilah: “saya kan hanya bertugas di ruang kreatif.”

dari tiga opas itu, sebutlah namanya si fulan, yang termasuk sigap sekali. baru saja kami memanggilnya untuk meminta pertolongan dan belum mengatakan sepatah kata apapun, si fulan sudah mendahului dengan kata: “sekarang! pokoknya sekarang”. siapa pun, kecuali bos besar, akan mendapatkan perkataan yang sama.

enaknya dengan fulan, hampir semua dapat ia kerjakan. kadang ia mengganti kran, lampu, menguras bak kura-kura, membeli kabel ethernet atau power dan lain sebagainya disamping tugas utama menyapu dan mengepel lantai. oh, ya, kopi bikinannya juga mantap. pas ukurannya. tidak terlalu manis atau pahit.

rasa ingin tahunya juga cukup besar. kadang ia menghampiri dan bertanya tentang arti sebuah kata. (mungkin hal remeh-temeh bagi kita namun besar buatnya). ia juga cepat akrab dengan teknologi. menghidupkan dan mematikan komputer bukan masalah baginya (tapi bisa jadi masalah buat yang ‘gaptek’ atau mereka yang fobi dengan teknologi). jadi kalau kelupaan mematikan komputer tinggal sms dan ia akan melakukan tugasnya dengan baik dan benar.

pernah ia diajarkan chatting (ya betul dengan y! messenger itu). cukup sekali tutorial dan ia mengumpulkan banyak teman chat. teman saya, semasa kuliah, hanya terbengong mendengarnya karena ia mengirim e-mail pun masih bingung. namun, kebiasaan chat (di kantor) harus dibuangnya karena mendapatkan teguran (keras): “itu bukan untuk main-main. kalau rusak bagaimana?” ia pun tak putus asa, warnet jadi penyalurannya.

mau belajar sesuatu yang baru. ini yang belum tentu dimiliki semua orang. kalau saja ia boleh terus belajar komputer, bukan tak mungkin ia dapat menjadi seorang teknisi atau paling tidak data entry dapat dilakoninya.

dunia ob memang penuh cerita. stasiun televisi pun membuatkan sinetronnya. terlepas apakah ini hanya sebuah usaha yang menggemukkan kantong pembuatnya, kisah seputar ob takkan pernah habis (dieksploitasi?).

Selasa, 01 Agustus 2006

jangan ngasal pakai kacamata...

lebih indah dari aslinya. itulah semua yang nampak di pelupuk mata saya tiga hari terakhir ini. betapa tidak, indera penglihatan yang sepasang itu hanya saya pergunakan satu. sebelah kiri saja. ini pun sebenarnya tidak terlalu maksimal karena ada silindernya. sementara yang kanan ikut bantu-membantu memperjelas, meski tidak jelas benar karena sudah minus empat ditambah pula silinder. semua ini karena kacamata saya sedang di’reparasi’.

kalau boleh dan ada pilihan, saya pribadi pasti memilih tidak berkacamata. sebagus apapun, seterkenal apapun, setahan apapun, secanggih apapun kacamata yang anda pakai ia tetap kacamata yang menghalangi anda untuk bergerak dengan bebas. terlalu lama atau seharian dipakai pasti pegal rasanya. melintas sedang hujan pasti basah lensa kacamatanya. dan, lain sebagainya.

jadi kalau saat ini anda belum berkacamata, usahakanlah untuk menjaga mata sebaik mungkin agar tidak berkacamata. anda bisa mengklik situs ini kalau berminat membaca-baca soal mata. namun jangan berpatokan pada umur seperti kacamata baca dipakai pada saat umur mencapai 40. tidak selalu demikian adanya. sangat boleh jadi karena sesuatu dan lain hal seseorang harus memakai kacamata di bawah usia 40.

balik ke soal ‘reparasi’ kacamata saya ingin berbagi sedikit pengalaman. *kalau anda baru pertama kali memakai kacamata, usahakanlah untuk memeriksakan mata anda di dokter ahli mata. kalau bingung dokter ahli mata yang mana, anda bisa ke rs mata yang berlokasi di daerah kuningan, jakarta selatan. di sini puluhan dokter spesialis mata berpraktik. hasilnya tentu lebih akurat (tinimbang sekadar memeriksakan mata gratis di optik) karena seluruh fungsi mata diperiksa.

*saat penglihatan anda diperiksa dengan menggunakan eye chart atau snellen sebutan biasa di optik, dimana anda harus membaca apa yang ditunjuk oleh optisien pastikan anda membacanya dengan jelas. disinilah ukuran lensa kacamata (minus atau plus/dekat atau jauh) ditentukan. salah menentukan akan berakibat fatal. kacamata takkan bisa dipakai. ingatlah, anda pribadilah yang menentukan ukuran lensa bukan si optisien.

*bila anda sudah harus memakai kacamata baca sementara anda sudah menggunakan kacamata minus (ditambah silinder atau tidak), ingatlah ukuran kacamata baca anda harus diperhitungkan dari ukuran lensa minusnya. bukan semata ukuran kacamata bacanya saja. bila ini yang anda lakukan saya jamin kacamata baca itu tidak dapat dipakai karena ukurannya salah.
*bila saatnya mengganti kacamata, pastikan anda membawa kacamata yang lama. berpatokan pada kacamata lama itu si optisien akan memeriksa apakah ada perbedaan atau tidak.

*saat mengambil kacamata, mintakan kepada optisien untuk memeriksa ukuran lensanya apakah sesuai dengan resep dokter atau nota pembelian.

*saat penyetelan kacamata baru sedang dilakukan, pastikan fokus benar-benar pas. terlebih lagi untuk lensa progressive atau bifokal (minus dan plus tanpa pembatas). salah fokus akan membuat bola mata anda seperti ditarik.

*pastikan juga dudukan kacamata yang 'bertengger' di hidung dan kuping nyaman dan tidak menimbulkan rasa sakit. mintalah pada optisien untuk menyetel sampai anda benar-benar merasa enak.

demikianlah. sekarang saya harus mengistirahatkan mata saya dulu. sudah pedih rasanya karena saya tidak memakai kacamata baca.

 

Ganator Blog's Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger