Warung Bebas

Minggu, 26 Februari 2012

rokok berbahaya, itu kan cuma mitos...

ibarat berkoar-koar di padang pasir. begitulah kalau kita berteriak kepada para perokok untuk menghentikan kebiasaannya merokok. ada yang berhenti, ada juga yang menjadi generasi penerus seperti di gambar sebelah...

peringatan di bungkus rokok yang sejatinya merusak desain itu :D tak pernah diambil pusing. ah, itu kan hanya sekadar kumpulan kata. atau, barangkali, perlu mengikuti yang di manca negara, seperti di brazil, yang langsung memperlihatkan dampak yang ditimbulkan.

begitu pula dengan peringatan di ruang-ruang publik yang nyata-nyata melarang orang untuk merokok bagaikan angin lalu. di angkutan umum? sama saja. siapa yang berani menegur atau melarang pak pengemudi dan kondektur untuk mematikan rokoknya? alih-alih dimatikan bisa-bisa sang penumpang diminta turun. begitu pula kalau kita menegur penumpang sama saja. meski ada juga yang langsung mematikan rokoknya ketika ditegur. anehnya, dan, nyatanya, justru mereka yang muda usia yang ditegur baik-baik malah jadi sungkan. sementara yang lebih tua atau tuaan malahan marah-marah kalau ditegur.

bagi kebanyakan orang indonesia, bahaya merokok boleh jadi terdengar seperti mitos belaka: "si fulan sudah bertahun-tahun merokok malah sehat-sehat saja" atau "merokok atau tidak, kita pasti mati juga". semua peringatan akan bahaya merokok akhirnya tenggelam oleh pesan-pesan yang lebih gencar dan dibungkus sedemikian menariknya di berbagai media. mereka meneriakkan: kesan jantan, gaul, modern dan lain sebagainya.

bagaimana dengan pemerintah? cukai rokok merupakan salah satu pemasukan bagi negara. membangun dengan asap rokok?. meski ada kementerian kesehatan yang berurusan dengan rokok, ada juga perwakilan rakyat yang membuat undang-undang tentang rokok. semua seakan tidak ada artinya. di pihak lain ada  aliansi masyarakat tembakau indonesia yang memosisikan diri:
sebagai suatu wadah perjuangan bagi petani tembakau, cengkeh, pekerja, konsumen, peritel, asosiasi, maupun pabrikan rokok dalam rangka melestarikan industri tembakau Indonesia yang berkualitas
dan, ada juga masyarakat peduli kesehatan akibat dampak rokok yang mempunyai misi:
Menjadikan masyarakat Indonesia terbebas dari resiko akibat dampak negatif dari rokok. 
entah sampai kapan, tarik-menarik kepentingan ini terus berlangsung. atau ingin menunggu seperti non smoking area itu? wallahualam bi'shawab...

Rabu, 22 Februari 2012

made in england, loh...

GAK nasionalis? usahlah kita langsung melabeli sesuatu dengan cara spontan. ini kan hanya urusan sebilah besi bermotif tikar berwarna kuning di jalan margonda-depok. lazimnya benda itu disebut 'polisi tidur'. barangkali yang membuat ia disebut tidak nasionalis adalah tulisan 'made in england' pada tubuhnya. impor dong? tentu saja, harganya pun hanya rp 50 juta per buah (atau per keping ya?)

mengapa sih harus impor? kok ya untuk urusan polisi tidur kita harus membuang-buang devisa. apakah kita tidak mampu membuatnya? kita kan sudah mampu membuat kapal terbang. mobil nasionalpun kita pernah memiliki, meski buatan korea. biar lebih mudah dan tidak mengganggu kendaraan yang lewat, semisal harus dicor seperti di jalan-jalan perumahan? 

katakanlah demikian adanya. kok ya tetap aneh ada polisi tidur di jalan raya alias jalan utama. sejatinya ada keputusan menteri perhubungan nomor 3 tahun 1994 mengenai pembuatan polisi tidur, yang salah satunya adalah "polisi tidur ditempatkan pada jalan di lingkungan pemukiman".

siapakah yang harus bertanggung jawab? pemkot depok atau dinas perhubungan pemkot depok?

Senin, 20 Februari 2012

Kecelakaan

Hampir tiap hari, ya! Hampir tiap hari kini kita disuguhi dengan berita menyedihkan tentang kecelakaan di jalan raya yang melibatkan kendaraan seperti bus dan kendaraan angkutan lainnya... Saya pun sudah susah untuk mengingat banyaknya kejadian tersebut, mulai dari bis yang nyungsep di kolam renang, mendarat di dasar sungai setelah serempetan dengan sedan mabuk, dll....

Semua seperti diawali dengan berita gempar tentang sosok wanita subur yang berinisial A, lantas peristiwa lain menyusul berurutan seperti tiada henti.... Sudah sedemikian parahkan transportasi kita sekarang? Saya prihatin dan trenyuh melihat serta mendengar beritanya...

Sudah waktunya kini untuk memperbaiki segala sisi dan aspek transportasi mulai dari jalan raya hingga kelaikan kendaraan yang harus diperiksa secara detil dan menyeluruh. Hm... Jangan sampai ada korban-korban lagi..... :(

Tidak hanya itu, pengendaranya pun harus lebih santun lagi dalam mengemudi di jalan umum. Tidak bisa dipungkiri bahwa human error merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Saya malu dengan warga Jepang yang notabene produsen otomotif terbesar dunia. Ketika bertemu dengan pejalan kaki yang hendak menyeberang mereka memelankan kendaraan dan mempersilahkan pejalan kaki untuk menyeberang. Jauh berbeda dengan disini yang sangat acuh. Yang penting saya nyampe lebih cepat... :)

Selasa, 14 Februari 2012

valentine lagi deh...

udah sore nih, kok belum ada yang ngirimin coklat ya. kok, dia belum ngirimin sms ya. kok belum ada yang ngasih mawar merah. atau, ni coklat mau dikirim ke siapa ya, layu juga deh nih red rose-nya. dan, lain sebagainya...

banyak cara menyatakan kasih sayang. kalau mau dipas-paskan dan mengikuti budaya dari luar, ya pilihannya adalah 'valentine day' yang selalu jatuh pada tanggal 14 februari. dan, identik dengan warna pink. semua kalau bisa di-pink-an. tapi, saya tidak pengin menulis mengenai sejarah valentine ataupun pro-kontra mengenainya. biarlah itu menjadi wacana para pakar yang berkepentingan. saya hanya mencoba menggambarkan valentine day tahun 2012... 

tahun ini, saya tidak begitu melihat kemeriahan hari valentine. di mal yang saya lewati juga tidak begitu mencolok hiasannya. oh, barangkali itu mal di pinggir kota alias di depok. tadi, OB yang habis 'jalan-jalan' di plaza senayan bilang sama saya: pak kok banyak perempuan yang bawa kembang mawar. segera saya sambar, bunganya warna merah kan. si OB menganggukkan kepalanya. di jalan-jalan juga tidak banyak yang menggunakan busana bernuansa pink. (di kantor juga tidak ada :D) 

namun, di suratkabar, aneka pariwara yang berhubungan (atau dihubung-hubungkan) dengan valentine tetap marak adanya. semua saja menjadi sahih untuk dijadikan hadiah valentine. telepon genggam, kamera, boneka, susu bubuk, coklat (yang ini mah karuan banget yah, secara valentine kan identik dengan coklat), produk bank. malah di depok ada sebuah pengembang perumahan yang menawarkan promo valentine.

pada akhirnya, valentine day hanyalah sebuah komoditas yang bisa dijadikan apa saja oleh para pedagang. entah dengan cara yang halus seakan-akan itu benar adanya atau paksakan saja agar bernuansa valentine. mau ikut atau tidak, semuanya terpulang kepada diri masing-masing...

Senin, 13 Februari 2012

ditindak? ah, cuek aja deh...


    
dari tahun ke tahun ternyata tidak ada perubahan. alias jalan di tempat. kain rentang dengan ancaman ternyata tidak membuat jera para pelaku trek-trek-an. mereka kembali dan kembali lagi.

dari tahun 2008 sudah ada peringatan itu. tahun 2009 peringatan malah lebih keras: jangan ambil resiko, urusannye bisa berabe!!! di tahun 2012, malahan polisi, tentara, pemda dki dan yang lainnya ikutan di situ.

entah apa ada yang di benak mereka? jelas-jelas apa yang mereka lakukan bukan hanya membahayakan diri mereka tapi juga orang lain yang tidak ada hubungannya dengan trek-trek-an. mereka juga sadar bahwa jalan bukanlah arena balap. entah sudah berapa banyak korban yang jatuh.

yang mengerikan spanduk serupa juga ada di dekat kantor dpp pdip, lenteng agung. bearti, kegiatan ini bukannya berkurang melainkan meluas.

Rabu, 08 Februari 2012

hukum adalah hukum tapi di mata hakim...

bisakah atau maukah para hakim berbuat seperti ini?

Cerita ini terjadi di kota New York pada pertengahan 1930an ketika AS mengalami depresi ekonomi. Saat itu hari amat dingin. Di seluruh penjuru kota , orang-orang miskin nyaris kelaparan.

Di suatu ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk menyimak tuntutan terhadap seorang wanita yang dituduh mencuri septong roti. Wanita itu berdalih bahwa anak perempuannya sakit, cucunya kelaparan, dan karena suaminya telah meninggalkan dirinya. Tetap saja penjaga toko yang rotinya dicuri menolak untuk membatalkan tuntutan. Ia memaksa bahwa wanita itu harus dihukum untuk menjadi contoh bagi yang lainnya.

Hakim itu menghela nafasnya. Sebenarnya ia enggan menghakimi wanita ini. Tetapi ia tidak punya pilihan lain. "Maafkan saya," katanya sambil memandang wanita itu. "Saya tidak bisa membuat pengecualian. Hukum adalah hukum, jadi Anda harus dihukum. Saya mendenda kamu sepuluh dolar, dan jika kamu tidak mampu membayarnya maka kamu harus masuk penjara sepuluh hari."

Wanita itu tertunduk, hatinya remuk. Tanpa disadarinya, sang hakim mencopot topinya, mengambil uang sepuluh dolar dari dompetnya, dan meletakkan uang itu dalam topinya.

Ia berkata kepada hadirin: "Saya juga mendenda masing-masing orang yang hadir di ruang sidang ini sebesar lima puluh sen karena tinggal dan hidup di kota ini dan membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk menyelamatkan cucunya dari kelaparan. Tuan Bailiff, tolong kumpulkan dendanya dalam topi ini lalu berikan kepada terdakwa."

Akhir cerita, wanita itu meninggalkan ruang sidang sambil mengantongi empatpuluh tujuh dolar dan lima puluh sen, termasuk di dalamnya lima puluh sen yang dibayarkan oleh penjaga toko yang malu karena telah menuntutnya.*

Tepuk tangan meriah dari kumpulan penjahat kecil, polisi New York, dan staf pengadilan yang berada dalam ruangan sidang mengiringi kepergian wanita itu.
 

Ganator Blog's Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger