demam piala dunia masih berlangsung. sebagai bukan penggila bola, paling tidak sampai final kita masih harus mengunyah aneka berita seputar bola dunia. kita adalah saya dan anda sekalian yang bukan fanatik bola. mau tak mau memang saya tidak dapat mensetrilkan diri dari si kulit bundar itu.
di rumah nanda dan ibunya asyik ngomongin bola. saya terbawa juga. di kantor sampai-sampai membeli antena baru demi terselenggaranya nonton bareng. hanya saja saya memilih tidak ikut nonton. :d. di taksi, dalam perjalanan pak supir menceritakan jagoannya dengan penuh semangat. di sini saya sesekali ikut menimpali saja. penggembira sajalah.
memasuki babak empat besar banyak tim-tim yang favorit malah berguguran. kalau kata teman saya: “tim yang diunggulkan biasanya malah kalah.” entah dari mana teman ini punya keyakinan seperti itu. namun omongannya ternyata benar adanya. dan, bukan hanya sekali dia berbicara itu. jangan-jangan teman ini punya pekerjaan sampingan sebagai paranormal.
berpulangnya tim-tim unggulan ke negaranya masin-masing berarti juga kita tidak dapat menyaksikan ulah para bintang ketika menggoreng bola di lapangan hijau. bahkan bukan hanya itu, pesohor bola itu ada juga yang mengundurkan diri seperti beckham yang bukan ahli bekam. ini, bolehlah, disebut sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan. bagi beckham (dan lain-lainnya) mundur bukanlah sebuah aib.
namun, tengoklah beberapa peristiwa yang terjadi di negeri kita tercinta. apakah itu bencana alam atau kecelakaan yang mengakibatkan korban banyak, tak ada petinggi yang berhubungan dengan bencana itu langsung dengan sportif berkata: saya mundur sebagai pertanggungjawaban. pernahkah ada yang seperti ini?
barangkali yang membuat para petinggi itu atau siapapun untuk tidak mundur karena sejak kecil kita sudah dibiasakan untuk ‘maju terus pantang mundur’. wallahu alam bi’shawab.
Senin, 03 Juli 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)