jawablah pertanyaan ini dengan jujur, eh, dengan benar: kalau anda tinggal di kompleks perumahan, sarana apakah yang paling tepat guna dan berdaya guna untuk mengumumkan sesuatu? pengeras suara. ya betul sekali. tapi, jangan lantas anda keliling kompleks sambil teriak-teriak melalui loudspeaker ya. salah-salah nanti anda disangka sedang berjualan.
sebagai gantinya, gunakanlah pengeras suara yang ada di masjid. dijamin, orang sekompleks akan mendengar maklumat yang disuarakan itu. nah, minggu kemarin, 'halo-halo' masjid berbunyi nyaring. isinya: berita duka cita. seorang tetangga berpulang ke rahmatullah. inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
malamnya ba'da isya, saya dan tetangga yang lain bertausyiah ke rumah duka. saat seperti ini biasanya jadi ajang reuni. tetangga lama yang tak pernah bertemu bisa salam-salaman lagi. obrolan pun bergulir ngalor-ngidul ke sana ke mari. ngomong punya ngomong, sampailah pembicaraan mengapa tetangga itu meninggal. cerita pun mengalir. ada yang mengatakan paru-parunya sudah parah.
nah, diantara tetangga yang datang melayat, ada seorang bapak yang malam itu kok tidak 'ngebul'. padahal pak fulan ini tergolong 'lokomotif' alias 'ahli hisab'. kami pun bertanya langsung. "wah, ngeri saya pak," ujar beliau menerangkan. "awalnya dada rasanya sakit. saya periksa ke dokter dan disuruh rontgen," tambahnya. "ternyata paru-paru saya mengkerut,"
naudzubillah. cerita belum berakhir di situ. "saya langsung berhenti merokok," kata pak fulan lagi. "saya juga harus minum obat enam bulan lamanya. gak boleh putus lagi. kalo putus sehari aja, saya harus mengulang dari awal dengan dosis dua kali lipat," tutupnya.
banyak cara memang untuk berhenti menjadi 'ahli hisab'. manapun yang dipilih tentunya terpulang ke masing-masing pribadi. oh, ya, ilustrasi saya unduh dari sini.
sebagai gantinya, gunakanlah pengeras suara yang ada di masjid. dijamin, orang sekompleks akan mendengar maklumat yang disuarakan itu. nah, minggu kemarin, 'halo-halo' masjid berbunyi nyaring. isinya: berita duka cita. seorang tetangga berpulang ke rahmatullah. inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
malamnya ba'da isya, saya dan tetangga yang lain bertausyiah ke rumah duka. saat seperti ini biasanya jadi ajang reuni. tetangga lama yang tak pernah bertemu bisa salam-salaman lagi. obrolan pun bergulir ngalor-ngidul ke sana ke mari. ngomong punya ngomong, sampailah pembicaraan mengapa tetangga itu meninggal. cerita pun mengalir. ada yang mengatakan paru-parunya sudah parah.
nah, diantara tetangga yang datang melayat, ada seorang bapak yang malam itu kok tidak 'ngebul'. padahal pak fulan ini tergolong 'lokomotif' alias 'ahli hisab'. kami pun bertanya langsung. "wah, ngeri saya pak," ujar beliau menerangkan. "awalnya dada rasanya sakit. saya periksa ke dokter dan disuruh rontgen," tambahnya. "ternyata paru-paru saya mengkerut,"
naudzubillah. cerita belum berakhir di situ. "saya langsung berhenti merokok," kata pak fulan lagi. "saya juga harus minum obat enam bulan lamanya. gak boleh putus lagi. kalo putus sehari aja, saya harus mengulang dari awal dengan dosis dua kali lipat," tutupnya.
banyak cara memang untuk berhenti menjadi 'ahli hisab'. manapun yang dipilih tentunya terpulang ke masing-masing pribadi. oh, ya, ilustrasi saya unduh dari sini.