memo: diantara komentar-komentar ada yang menginginkan saya berbagi ‘kisah spiritual’. saya pribadi sebenarnya tidak sepenuhnya jelas mengenai ‘kisah spiritual’. adakah ia semacam sinetron di layar kaca atau seperti di majalah-majalah. kalau itu yang dimaksud, kisah saya tidaklah sedramatis itu. posting-an berikut hanyalah cerita biasa pengalaman saya selama menunaikan ibadah haji.
siapkah anda berhaji? saat tanya ini sampai pada saya, jawabannya adalah insya allah siap. dan, proses administrasi pun dijalankan yang sejak maret 2006 berjalan. kepastian untuk berangkat saya dapatkan di bulan agustus. dan, september dimulai manasik haji.
bayangan saya dahulu mengenai haji adalah ibadah yang sulit untuk dijalankan. membaca dan mendengar cerita haji kayaknya berat banget. ditambah lagi dengan uraian saat manasik, semakin lengkaplah ‘kesulitan’ itu: “ibadah haji bukanlah piknik atau bersenang-senang.” kisah yang diceritakanpun adalah saat sulit di tanah suci mekah. seperti antre saat menggunakan kamar mandi dengan ‘waiting list’ 10-15 orang yang kondisi kamar mandinya seadanya.
duh, apa saya bisa melewatinya. itu saja baru yang diceritakan belum yang akan dialami nanti. tapi saya juga ingat bahwasanya “kita tidaklah dibebani dengan sesuatu yang lebih dari kemampuan yang ada”. jadi dengan mengucap basmallah saya (dan dua kawan lain sekantor) jalani semuanya hingga tuntas...
sebelum berangkat bahkan hingga tiba di tanah suci yang selalu diingatkan kepada para calhaj (calon haji) adalah sabar, sabar dan sabar (kalau perlu bawalah koper cadangan yang isinya sabar). tanggal 11|12|06 saat menunggu masuk untuk boarding di bandara soekarno-hatta ya harus sabar. melewati pemeriksaan troley ya sabar lagi. tinggal masuk pesawatpun tetap sabar.
biar gak kepanjangan (dan biar kelihatannya banyak posting-an :d), ceritanya saya potong disini ya…
siapkah anda berhaji? saat tanya ini sampai pada saya, jawabannya adalah insya allah siap. dan, proses administrasi pun dijalankan yang sejak maret 2006 berjalan. kepastian untuk berangkat saya dapatkan di bulan agustus. dan, september dimulai manasik haji.
bayangan saya dahulu mengenai haji adalah ibadah yang sulit untuk dijalankan. membaca dan mendengar cerita haji kayaknya berat banget. ditambah lagi dengan uraian saat manasik, semakin lengkaplah ‘kesulitan’ itu: “ibadah haji bukanlah piknik atau bersenang-senang.” kisah yang diceritakanpun adalah saat sulit di tanah suci mekah. seperti antre saat menggunakan kamar mandi dengan ‘waiting list’ 10-15 orang yang kondisi kamar mandinya seadanya.
duh, apa saya bisa melewatinya. itu saja baru yang diceritakan belum yang akan dialami nanti. tapi saya juga ingat bahwasanya “kita tidaklah dibebani dengan sesuatu yang lebih dari kemampuan yang ada”. jadi dengan mengucap basmallah saya (dan dua kawan lain sekantor) jalani semuanya hingga tuntas...
sebelum berangkat bahkan hingga tiba di tanah suci yang selalu diingatkan kepada para calhaj (calon haji) adalah sabar, sabar dan sabar (kalau perlu bawalah koper cadangan yang isinya sabar). tanggal 11|12|06 saat menunggu masuk untuk boarding di bandara soekarno-hatta ya harus sabar. melewati pemeriksaan troley ya sabar lagi. tinggal masuk pesawatpun tetap sabar.
biar gak kepanjangan (dan biar kelihatannya banyak posting-an :d), ceritanya saya potong disini ya…