Lima orang punggawa TPC hadir, saya, Khuclukz, Arul, Dion dan Rere menjadi pembicara bertindak sebagai penulis online. Dan ibu Lan Fang yang sepertinya gemar memakai celana pendek selutut plus kaos oblong ini sebagai penulis buku. Kedua belah pihak berdiskusi panjang lebar tentang kelebihan dan kekurangan menulis pada media masing-masing. Serta tak ketinggalan pula beberapa pasukan TPC yang lainnya dengan setia menyusup di tengah-tengah penonton lainnya meramaikan acara ini.
Acara dimulai tepat pukul 15.30 saat sebuah grup musik menyanyikan dua buah lagu akustik melankolik menambah syahdu suasana. Diiringi riuh tepuk hangat penonton pengunjung festival diskusi pun dimulai. Mas Hinu selaku moderator mempersilahkan untuk perkenalan masing-masing pembicara.
Setelah menjelaskan panjang lebar tentang apa itu blog dan bagaimana perannya dalam dunia tulis-menulis serta tema-tema apa yang biasa diangkat dalam blog serta sharing tentang mengelola blog dari regu TPC, ibu Lan Fang yang salah satu bukunya berjudul Lelakon ini pun mengkritik tentang blog yang terlalu telanjang dan mendobrak idealismenya dalam menulis. Tapi harus diakui bahwa blog sebagai tempat yang bagus untuk mengasah diri menjadi tempat belajar menjadi penulis.
Ada banyak keuntungan dalam blog. Seperti Raditya Dika kambing jantan yang dulunya seorang blogger yang sekarang sukses dengan buku terbitannya. Dan bagaimana lewat blog yang mampu menjadi citizen journalism serta blogger yang mampu menggelorakan patriotisme kala negara ini tersakiti. Menjadi ujung lidah penyuara kebenaran yang tertutup tak terlihat. Dan lain-lain. Ada juga bagaimana kiat-kiat menjadi penulis yang baik. Blah blah blah...
Topik diskusi mengenai dua media penulisan ini pun sedikit melenceng saat seorang penonton berkeluh mengenai blognya yang tak bisa terpublish hehe..
Sekitar pukul 17.00 pun acara usai. Dan gerombolan TPC melanjutkan petualangannya. Menelusuri lapak-lapak penyedia buku murah di acara festival kali ini, yah meski tak ada yang dibeli hahaha... Dan tetep dasar blogger jiwa narsis itu pun terus bermunculan. Sambil berpose di area pameran Soerabaija tempoh doeloe kami terus berkelana ria di ajang festival buku murah hehehe... Dan sepertinya perjalanan masih terus berlangsung dengan pemutaran video dokumenter.
Dan malam pun terus berlalu laju di gedung perpusda Jatim bersama riuh riang para blogger TPC... hehehe....