selain berurusan dengan masalah try-out, para ortu juga penuh harap-harap cemas dengan persoalan ujian masuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. sekolah-sekolah negeri baru memulai pendaftaran setelah ujian nasional dilaksanakan. namun sekolah swasta sudah jauh-jauh hari mengumumkan penerimaan murid barunya. ada yang di bulan januari sudah memasang spanduk pengumuman.
secara langsung maupun tidak langsung para ortu jadiseolah-olah dipaksa diingatkan bahwa putra-putrinya harus mendaftarkan diri di sekolah baru. daripada tidak kebagian tempat di sekolah negeri, maka berbondong-bondonglah putra-putri didaftarkan di sekolah swasta. dan, ini bukan sekadar perkara administrasi membawa surat.
biaya. ini yang harus diikutsertakan dalam jumlah yang terbilang besar bila ingin bersekolah di sekolah-sekolah favorit. jumlahnya bisa puluhan juta rupiah dengan syarat dan ketentuan berlaku. harap dibaca: bila para ortu tidak jadi memasukkan anaknya ke sekolah itu mereka harus merelakan uangnya dipotong. besarnya? lumayan. dan, ini adalah aturan main yang harus diikuti sejak awal karena jelas-jelas tertulis dalam persyaratan yang harus ditandatangi di atas meterai. pilihannya hanya dua: ikuti atau tinggalkan.
singkat cerita, katakanlah, seorang anak, tetangga, sudah diterima di sebuah sekolah. ini berarti ortunya sudah berkurang setengah kecemasannya. tinggal menunggu ujian saja. si anak pun sudah senang dengan sekolah yang akan dimasukinya nanti. tapi, rupanya ada pihak-pihak yang mencoba-coba memancingdi air keruh. si anak dibujuk atau dirayu atau diiming-imingi untuk tidak pindah ke sekolah lain.
duh, namanya anak-anak bisa kemakan juga dengan omongan si tukang pancing. orang tua si anak pun jadi gelisah dan bingung manakala pulang dari sekolah, anaknya berkata: saya di sekolah lama saja deh. rupanya ada tukang pancing. yang lebih parah, tukang pancing ini ada di sekolah lama si anak.
yah, tukang pancing gimana sih? mending mancing di empang yang jernih biar dapat ikan yang segar-segar dan tidak membingungkan orang lain.
secara langsung maupun tidak langsung para ortu jadi
biaya. ini yang harus diikutsertakan dalam jumlah yang terbilang besar bila ingin bersekolah di sekolah-sekolah favorit. jumlahnya bisa puluhan juta rupiah dengan syarat dan ketentuan berlaku. harap dibaca: bila para ortu tidak jadi memasukkan anaknya ke sekolah itu mereka harus merelakan uangnya dipotong. besarnya? lumayan. dan, ini adalah aturan main yang harus diikuti sejak awal karena jelas-jelas tertulis dalam persyaratan yang harus ditandatangi di atas meterai. pilihannya hanya dua: ikuti atau tinggalkan.
singkat cerita, katakanlah, seorang anak, tetangga, sudah diterima di sebuah sekolah. ini berarti ortunya sudah berkurang setengah kecemasannya. tinggal menunggu ujian saja. si anak pun sudah senang dengan sekolah yang akan dimasukinya nanti. tapi, rupanya ada pihak-pihak yang mencoba-coba memancing
duh, namanya anak-anak bisa kemakan juga dengan omongan si tukang pancing. orang tua si anak pun jadi gelisah dan bingung manakala pulang dari sekolah, anaknya berkata: saya di sekolah lama saja deh. rupanya ada tukang pancing. yang lebih parah, tukang pancing ini ada di sekolah lama si anak.
yah, tukang pancing gimana sih? mending mancing di empang yang jernih biar dapat ikan yang segar-segar dan tidak membingungkan orang lain.
