Tahun baru tak bisa dilepaskan dari barang yang satu ini. Ya! Terompet. Seolah sudah menjadi semacam kebiasaan bagi masyarakat untuk merayakan acara tahun baru masehi ini dengan meniup terompet saat pergantian detik pukul 00.00 setiap tanggal 1 Januari..
Happy New Year! Teet teeettt teeeetttt...
Gambar di atas saya ambil ketika perjalanan pulang dari acara wisata blogger di Yogyakarta - Gunung Kelir - Solo. Pada gambar tersebut menunjukkan dua penjual terompet yang berjalan beriringan dengan motor usang mereka demi mengais rejeki berlimpah di tahun baru ini....
Penjual Terompet vs Satpol PP
Terompet memang menjadi topik pembahasan hangat, apalagi di akhir tahun ini. Pun juga saat nongkrong di angkringan Tugu Yogyakarta bersama CahAndong, kami sempat membahas tentang penjual terompet tahun baru yang sekarang mendapatkan musuh baru yakni petugas satpol PP yang selalu mengejar para pedagang terompet tahun baru ini.
Bahkan konon menurut salah satu sumber bahwa penjual terompet yang tertangkap diharuskan menyerahkan lima belas biji terompet sebagai barang bukti (dan mungkin akan dijual kembali (?)).... Menyedihkan sekali...
Terompet Tahun Baru Bisa Mempercepat Kiamat (?)
Ketika turun gunung dari gunung surga benwit internet itu kami berempat sempat bercanda gurau membahas terompet. Dari mulut sang penguasa Gunung Kelir meluncur sebuah kalimat bahwa acara tiup terompet tahun baru ini bisa mempercepat datangnya kiamat...
Sesaat saya menangkap aroma serius dari perkataan beliau. Memang benar juga sih, acara meniup terompet tahun baru ini identik dengan bangsa yahudi yang menyambut tahun baru mereka (setiap bulan ke tujuh penanggalan mereka) dengan meniup terompet. Hmmm...
Sesaat kemudian Genthokelir - begitu dia menyebut dirinya - sang penguasa benwit ini berujar bahwa memang benar terompet tahun baru ini bisa menyebabkan kiamat cepat datang. Apa pasal? Terompet yang ditiup jutaan umat manusia di bumi bisa membuat iri dan memprovokasi sang Malaikat peniup terompet, lalu Malaikat Isrofil tergoda untuk meniup terompet sangkakala pada malam tahun baru.
"Kok mereka (manusia) mendahului tugas saya (malaikat), sedangkan saya sementara ini hanya diberi tugas mengelap terompet sangkakala ini... ", jawabnya. Kami sontak tertawa dalam mobil yang membawa kami turun dari gunung berkoneksi internet 2Mbps itu. Wkwkwk...
Euforia Terompet Tahun Baru Supir Bus
Saat perjalanan dengan bus umum ekonomi (karena tidak ada bus eksekutif yang kosong) dari Yogyakarta menuju Solo, saya dan gajah juga sempat dibikin kesal bukan main oleh si supir bus sialan lantaran hampir setiap menit memencet-mencet terompet bus (baca: klakson) tanpa henti di sepanjang perjalanan selama dua jam perjalanan itu. Hmmm.... "Pak, tahun baru kurang dua hari lagi!!! Mending ga usah pake klakson aja, tapi pasang aja lampu sirine ambulan yang meraung-raung. Aman! Huh!" begitu gumam kami dalam hati. Beruntung kami tidak menemui kondisi yang sama pada perjalanan Solo - Surabaya.... Fiuhhh....
Selamat Tahun Baru 2009 semuanyaaaa.......