kita berdiri di bumi subur, dan laut kaya, tapi otak kita di padang pasir... beberapa kali, gerson poyk menyebutkan kalimat itu. apa artinya? kita terasing di negeri sendiri!
kenalkah anda dengan nama itu? coba tanyakan pada putera-puteri, teman anda atau diri anda sendiri. barangkali ada yang mengetahuinya. atau, jangan-jangan lebih banyak yang tidak mengenalnya. tidaklah heran bila demikian adanya. sekarang memang bukan eranya gerson poyk – mirip nama ceko atau swedia?:D dulu sayapun berpikir beliau adalah penulis bule – lagi. boleh jadi di mancanegara nama gerson poyk lebih berkibar.
siapakah gerson poyk yang merupakan salah satu pencetus 'manikebu'? ia dilahirkan di pulau rote, nusa tenggara timur, 16 Juni 1931, tidak jauh dari mercusuar kecil dekat pelabuhan. pernah mengabdi sebagai guru kemudian ia beralih menjadi wartawan sinar harapan 1963-1970. selepas menjalani karir sebagai wartawan, poyk menjadi penulis full time hingga kini. sampai sekarang? ya, sampai sekarang, buku terakhirnya adalah 'keliling indonesia, dari era bung karno sampai sby'. selain itu, poyk adalah peserta angkatan pertama dari Indonesia pada international writing program di iowa university, amerika serikat. hadiah adinegoro didapatnya dua kali pada 1985 dan 1986, dan sea write award diperoleh 1989.
sabtu kemarin, di tengah siraman hujan gerimis yang berangsur mengecil dan membesar lagi, saya beserta istri berkesempatan bertemu dengan gerson. sejatinya rumahnya mudah ditemukan tapi karena catatan alamat ketinggalan, jadilah kami bagaikan orang asing di tanah depok. jalan rumah gerson yang seharusnya bernama haji miun, kami tanyakan jadi haji muin. ada yang memberitahukan, alhamdulillah, dan semakin mendekati lokasi. bahkan, rumahnya sempat kami lewati. ketika kami bertanya dengan seorang bapak: oh pak gerson, itu rumahnya udah kelewatan.
sederhana. inilah kesan pertama ketika melihat rumah penerima penghargaan 'life time award' dari kompas. di sudut kanan halaman (bagai tak terurus) terserak bambu kuning yang baru ditebang. "saya tebang karena tumbuhnya merusak tembok tetangga," ujar gerson. sebuah meja dari akar pohon menjadi penghias utama yang ditemani kursi tamu a la kadarnya.
ruang tamunya juga sangat sederhana. sofa yang sudah lama belum berganti baju serta meja kayu menemani kami berbincang-bincang. "maaf ya saya sambil merokok," katanya mengawali pembicaraan sambil menyalakan rokok kreteknya. opa berusia 81 tahun ini kelihatannya perokok berat. habis satu batang, jeda sebentar disambung lagi dengan batang rokok yang baru. meski, kelihatannya, pendengarannya agak terganggu pembicaraan kami berjalan dengan lancar.
apa kegiatan gerson sehari-hari? "saya baru menulis tiga cerita pendek untuk mengasapi dapur," katanya sambil tersenyum. sampai sekarang ia memang masih selalu menulis dengan laptop. ia juga sedang merampungkan sebuah esei mengenai terorisme. selain menulis, gerson juga aktif berkebun. penyakit asam urat tidak mengurangi kegiatan berkebunnya. biasanya ia bersepeda menuju kebunnya yang disebutkan dekat sebuah situ di daerah raden saleh, depok. sayang karena hujan kami tak sempat bertandang ke kebunnya. "sekarang sedang panen pepaya california," ujarnya lagi. tak terasa hampir dua jam kami habiskan waktu untuk berbincang-bincang dengan penulis yang kondang di jamannya ini. oh, ya, gerson poyk kini juga mengelola yayasan trimedia yang menyelenggarakan sanggar creative writing dan jurnalistik serta menerbitkan karya-karya sastra.
adakah yang berminat menimba ilmu dari gerson? jangan ragu, kelihatan ia tak pelit untuk berbagi ilmu. mau menulis cerpen atau membuat puisi 'yang lahir dari hati', mengapa tidak berguru kepada sastrawan yang seangkatan dengan satyagraha hoerip ini.
Senin, 12 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)