”ah, istana aja kena kok. apalagi rumah lo yang cuma kelas btn,” kata seorang teman saat saya bercerita soal si kecil yang hanya berukuran empat milimeter namun dapat meruntuhkan kuda-kuda sebuah rumah. betul! saya sedang berbicara soal rayap, yang di spesiesnya di dunia mencapai hingga 2000 jenis. dan, di
nah, yang
tapi, kayu yang keras belum dan ketika diketuk-ketuk berbunyi padat belum tentu bebas dari rayap. seperti yang saya alami, kasonya ketika diangkat masih keras dan berat tapi saat diperhatikan detailnya jelasnya mulai bolong-bolong digerogoti rayap.
lantas bagaimana agar tak terkena rayap? banyak perusahaan yang menawarkan anti rayap. dengan sistem suntik tanah pada saat konstruksi bangunan akan dimulai. atau dengan menyuntikan anti rayap di dinding bangunan yang sudah jadi. biayanya? relatif mahal (atau relatif murah, tergantung kondisi keuangan masing-masing tentunya).
cara lain adalah janganlah membiarkan kebocoran yang ada. bak kata pepatah, sedikit demi sedikit jadi bukit, kebocoran kecil yang dibiarkan akan menjadi sarang koloni rayap. bisa juga menggunakan kayu yang anti rayap atau sudah dianti-rayap-I, misal kamper yang di-oven atau jati atau ulin. semuanya masuk kategori kayu mahal serta susah didapatkan:d.
atau, gunakan rangka baja. bisa juga mengambil bangunan berbentuk ruko yang atapnya dicor. "bentuknya gak manis ah,” kata seorang teman. “pakai dong jasa arsitek biar manis seperti rumah minimalis,” kata teman lain. dan, teman yang lain lagi bilang: modelnya emang minimalis tapi biayanya mahalis. :d