”maaf pak supir mengganggu,” si bapak membuka salam yang kemudian dilanjutkan dengan: “selamat pagi penumpang semua. maaf kalau keberadaan saya mengganggu bapak dan ibu sekalian.”
bagi mereka yang menumpang bus kota kalimat pembukaan di atas tentunya bukan sebuah intro yang asing lagi. boleh dikatakan hampir semua pedagang (sah-sah saja ya kalau saya menyebut mereka pedagang) yang menjajakan dagangannya di dalam kendaraan umum ini mempunyai urutan: pembukaan, isi dan penutup.
bagian pembukaan ya seperti saya sudah tuliskan di awal posting-an ini. bagian isi dapat dipastikan keterangan atau informasi panjang lebar mengenai produk yang dijual. tapi tergantung mata dagangannya juga. kalau yang ditawarkan permen jahe atau asam, penjelasan produk ya singkat-singkat saja. lain kalau yang ditawarkan seperti alat pengupas serbaguna. bukan hanya penjelasan yang diberikan tapi juga ditambah dengan peragaan langsung.
sambil membeberkan usp (unique selling proposition) yang dimiliki alat itu, sang pedagang pun dengan lincah mengupas dan memotong-motong. alhasil lantai metro mini pun dipenuhi kotoran. dan, sebagai penutup: “kami bagikan barangnya. boleh dilihat-lihat dulu kalau tidak berminat, kami ambil kembali,” kata si pedagang serta menambahkan bahwa harga barangnya lebih murah daripada di toko.
saya sering memerhatikan para pedagang ini. (tapi kebanyakan pria ya, yang wanita kok ya jarang kalau tak ingin dibilang tak ada.) saya kagum dengan kemampuan menjual mereka. sangat boleh jadi mereka tidak mengerti tentang usp. pun tidak belajar teori pemasaran philip kotler atau membaca tulisan hermawan kartajaya. tapi yang mereka lakukan, kalau mau diakui, berdasarkan ilmu pemasaran.
inikah yang disebut dengan pembelajar sejati?
Selasa, 16 Mei 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)