anda masih punya uang logam senilai ini (yang gambarnya saya unduh dari situs bank indonesia) atau masih menyimpannya? kalau anda tergolong kolektor uang barangkali memilikinya. (tapi apa iya sih, duit logam seperak disimpan juga? ah, kan koleksi harus lengkap dong. lho, kenapa jadi saya yang sok tahu :d)
ngomong-ngomong soal uang. anda semua pasti tahu dan mempunyainya ya. nah, di tahun 2005 akhir (sampai tahun 2006 juga masih ada, mudah-mudah-an tak salah) bank sentral indonesia mengeluarkan iklan layanan masyarakat (ilm) yang bertajuk 'tiga d' alias 'dilihat, diraba, diterawang'. ada yang berupa iklan cetak dan iklan elektronik di radio dan televisi. yang paling menarik tentu yang di teve karena dapat dilihat langsung dan didengar. konon, ilm ini dipasang karena maraknya uang palsu. jadi, agar masyarakat waspada dengan uang palsu diberikanlah petunjuk itu.
saya pernah mengalami 'pemeriksaan' ini oleh supir taksi. saat saya membayar argo, sang supir meraba-raba uang kertas yang mulus itu. saya senyum-senyum saja melihatnya. lalu saya tanyakan: "takut palsu ya pak?" si bapak hanya senyum (kok ikut-ikut-an saya ya?). sebenarnya sih ada alat pendeteksi uang palsu yaitu dengan lampu khusus. di bank alat ini ada. begitupun di beberapa taksi. cukup menyinari uang itu dengan sinar ungunya dan akan kelihatan ciri uang asli atau palsu.
di tahun 2006 ini, bi mengeluarkan lagi ilm tentang uang. masih berupa himbauan 'tiga d' juga yaitu 'didapat, disayang, disimpan'. saya belum melihat yang versi tevenya baru yang edisi cetak. kalau dulu soal uang palsu yang sekarang berhubungan dengan masalah penyimpanan. jadi bi mengajarkan masyarakat untuk meng-eman-eman-i uang yang dimiliki.
kalau uangnya dari bank boleh jadi halus mulus tanpa lipatan. nah, yang dari kembalian kondektur apa ada yang mulus dan belum terlipat? ilm itu menganjurkan untuk 'merawat' uang sebaik mungkin. jangan dilipat, jangan dicekrek (dalam iklannya disebutkan 'jangan distraples'. sementara 'strapless' (dua-s) berhubungan dengan pakaian wanita. maksudnya pasti 'distaples' sesuai gambarnya), jangan kena air, jangan sampe lecek, jangan kumal, jangan dicoret dan jangan yang lainnya.
mengapa ada himbauan ini. karena kita memang belum memperhatikan uang sedemikian detilnya. setiap hari anda bertransaksi pasti akan menemukan uang yang tidak mulus. entah terlipat, entah bolong bekas staples, entah robek, entah ada selotipnya. apalagi kembalian dari kondektur atau awak angkutan umum.
ribet memang kalau mengikuti anjuran itu. tapi, untuk mata uang asing, semacam dollar, kalau anda membelinya di money changer pasti uangnya mulus. tak ada yang lusuh atau terlipat. kalau untuk mata uang asing kita dapat berperilaku demikian masak sih untuk rupiah yang semakin menguat (:d) itu kita enggan. lagipula menerima uang yang halus mulus kan lebih enak daripada yag lecek dan kumal. tanganpun tidak kotor. entahlah kalau untuk para kondektur. mereka mungkin protes ya? anda setuju?
ngomong-ngomong soal uang. anda semua pasti tahu dan mempunyainya ya. nah, di tahun 2005 akhir (sampai tahun 2006 juga masih ada, mudah-mudah-an tak salah) bank sentral indonesia mengeluarkan iklan layanan masyarakat (ilm) yang bertajuk 'tiga d' alias 'dilihat, diraba, diterawang'. ada yang berupa iklan cetak dan iklan elektronik di radio dan televisi. yang paling menarik tentu yang di teve karena dapat dilihat langsung dan didengar. konon, ilm ini dipasang karena maraknya uang palsu. jadi, agar masyarakat waspada dengan uang palsu diberikanlah petunjuk itu.
saya pernah mengalami 'pemeriksaan' ini oleh supir taksi. saat saya membayar argo, sang supir meraba-raba uang kertas yang mulus itu. saya senyum-senyum saja melihatnya. lalu saya tanyakan: "takut palsu ya pak?" si bapak hanya senyum (kok ikut-ikut-an saya ya?). sebenarnya sih ada alat pendeteksi uang palsu yaitu dengan lampu khusus. di bank alat ini ada. begitupun di beberapa taksi. cukup menyinari uang itu dengan sinar ungunya dan akan kelihatan ciri uang asli atau palsu.
di tahun 2006 ini, bi mengeluarkan lagi ilm tentang uang. masih berupa himbauan 'tiga d' juga yaitu 'didapat, disayang, disimpan'. saya belum melihat yang versi tevenya baru yang edisi cetak. kalau dulu soal uang palsu yang sekarang berhubungan dengan masalah penyimpanan. jadi bi mengajarkan masyarakat untuk meng-eman-eman-i uang yang dimiliki.
kalau uangnya dari bank boleh jadi halus mulus tanpa lipatan. nah, yang dari kembalian kondektur apa ada yang mulus dan belum terlipat? ilm itu menganjurkan untuk 'merawat' uang sebaik mungkin. jangan dilipat, jangan dicekrek (dalam iklannya disebutkan 'jangan distraples'. sementara 'strapless' (dua-s) berhubungan dengan pakaian wanita. maksudnya pasti 'distaples' sesuai gambarnya), jangan kena air, jangan sampe lecek, jangan kumal, jangan dicoret dan jangan yang lainnya.
mengapa ada himbauan ini. karena kita memang belum memperhatikan uang sedemikian detilnya. setiap hari anda bertransaksi pasti akan menemukan uang yang tidak mulus. entah terlipat, entah bolong bekas staples, entah robek, entah ada selotipnya. apalagi kembalian dari kondektur atau awak angkutan umum.
ribet memang kalau mengikuti anjuran itu. tapi, untuk mata uang asing, semacam dollar, kalau anda membelinya di money changer pasti uangnya mulus. tak ada yang lusuh atau terlipat. kalau untuk mata uang asing kita dapat berperilaku demikian masak sih untuk rupiah yang semakin menguat (:d) itu kita enggan. lagipula menerima uang yang halus mulus kan lebih enak daripada yag lecek dan kumal. tanganpun tidak kotor. entahlah kalau untuk para kondektur. mereka mungkin protes ya? anda setuju?