Sejarah yang melandasi peringatan hari Ibu ini adalah berkumpulnya para pejuang wanita untuk mengadakan Kongres Perempuan I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di kota Yogyakarta. Kongres Perempuan saat ini lebih dikenal dengan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Namun organisasi perkumpulan wanita ini sendiri sudah terbentuk sebelumnya sejak tahun 1912 dengan diilhami perjuangan tokoh-tokoh wanita kita seperti Martha Kristina Tiahahu, Cut Nyak Dhien, Cut Mutia, RA Kartini, Dewi Sartika, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam ajaran agama Islam pun sudah dijelaskan bahwa Rasulullah itu sendiri sangat memuliakan derajat seorang ibu, bahkan ketika beliau mendapat pertanyaan dari sahabat, "Siapakah orang yang wajib kita hormati pertama kali?", beliau pun menjawab ibu ibu ibu sampai 3 kali baru kemudian ayah. Banyak hadits nabi bahkan Al-Qur'an pun meninggikan derajat seorang wanita. Pepatah pun berkata bahwa surga itu berada di bawah telapak kaki ibu. Ini juga mungkin sebagai pertimbangan adanya peringatan hari Ibu.
Dengan pertimbangan itulah, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959. (Kenapa ga pernah ada hari bapak ya di negara ini?) Namun jauh sebelumnya, tanggal 22 Desember ini ditetapkan sebagai hari Ibu pada Kongres Perempuan ke III pada tahun 1938.
Jadi, selamat hari Ibu...!
Kasih ibu
Kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa...
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia...
Sudah tak terhingga jasa-jasa atau pengorbanan yang telah diberikan oleh Ibu kepada kita, sudahkah kita membalas jasa-jasa Ibu?