"hare gene ke warnet? tinggal telepon kan nyambung tuh internet di rumah. apalagi sekarang ada yang namanya internet kabel. murah dan meriah. cuman seratusribuan udah bisa ngenet dengan sambungan yang cepet," kata tetangga sebelah.dulu memang saya punya modem. namun karena sekolah nanda membutuhkan, saya akhirnya meminjamkan modem itu. saat nanda pindah sekolah, sang modem gak ikut pindah alias jadi kenang-kenang-an buat sekolahnya. sekarang kalo ingin internetan, ya kalo gak ke tetangga ya mau gak mau ke warnet.
'bukannya gak mau nelepon pak. tapi si kabel itu kan belum masuk ke daerah kita. kalo udah 'on' sih saya juga pengin pak.'
kalo gak diajak nanda, mending juga di rumah deh. tapi, kebutuhan anak-anak era sekarang memang berbeda dengan jamannya saya
apa sih yang dicari? yang berhubungan dengan pelajaran? kadang. tapi nanda lebih mencari walktrough (boleh dibilang kisi-kisi) buat game di game boy-nya. kadang saya ikut 'maen' juga kadang saya hanya menemani nanda agar ia tak membuka situs-situs tiga x. dan, beberapa kali menemani nanda, saya iseng melihat 'history' yang sudah dibuat para pemakai sebelumnya. hasilnya: kebanyakan kok yang dibuka situs-situs itu.
di warnet memang tidak ada larangan sama sekali untuk membuka situs apapun. kecuali ada perangkat lunak yang melarang ke situs itu. namun, setahu saya, jarang atau hampir tidak ada warnet yang mau bersusahpayah memasang sofwer itu. mungkin takut rugi kalau penyewa tidak bisa ke situ.
kalau sudah begini, di rumah dilarang tapi ketika ke warnet bagaikan kuda liar di lepas di ladang rumput. apa saja dimakan. warnet, akhirnya jadi simalakama. atau ini hanya kekhawatiran yang tidak perlu? atau...