Macet memang menjadi masalah serius belakangan ini. Bagaimana tidak, coba lihat pertumbuhan kendaraan yang melintasi jalan tidak sebanding dengan laju pertumbuhan jalan. Hmm.... Terlebih dengan sistem angkutan transportasi massal yang tidak mampu mengurangi kemacetan akibat semakin banyaknya kendaraan pribadi.
Tentunya ini adalah tugas pemerintah untuk menyediakan dan mengelola sarana dan prasarana transportasi seperti jalan dan kendaraan umum dengan baik. Serta peran kita untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum.
Macet Menahan Pipis
Ngomong-ngomong soal macet, ada banyak hal yang membuat kondisi macet ini menjadi momok dan sangat menyebalkan. Misalnya saja ketika sedang macet mendadak tangan atau kaki kita mengalami kram atau bahkan saat menahan buang air (buang air kecil atau buang air besar) saat terjebak macet. Kebelet pipis atau BAB a.k.a beol alias pup menjadi hal yang sangat menyebalkan pada kondisi macet.
Bagi kaum pria kalau hanya sekadar pipis mungkin bukan masalah serius, karena bila mengendarai mobil dan dalam kondisi macet (total) sebuah botol kosong bisa menjadi tempat penampung pelampiasan hasrat tersebut. Hal yang cukup melegakan adalah jika memungkinkan untuk mencari tempat pelampiasan seperti pohon dan tempat tersembunyi.
Namun ini tidak bagi kaum hawa, tentunya sangat tidak lucu jika harus pipis sembari menyetir mobil dan dalam keadaan macet pula. Hehe... Pipis cewek kan ribet dan tidak segampang cowok yang tinggal buka trus currrr.... Hihihi... Ya, mau tidak mau mereka harus menahan pipis... Hihihi.. Ga kebayang deh gimana tuh rasanya?
Macet Menguras Stamina
Macet memang menyebalkan, apalagi jika kondisi tubuh tidak fit saat bermacet ria di jalan. Karena macet memang menguras tenaga dan stamina tubuh.
Ketika mengemudi mobil dalam kondisi macet, kaki-kaki akan bekerja ekstra untuk menekan dan menahan pedal gas dan rem maupun kopling. Mata akan tetap berkonsentrasi pada jalan di depan.
Sementara jika mengendarai roda dua, tangan akan bekerja ekstra untuk menahan gas, rem atau kopling. Kaki juga naik turun menjangkau jalan atau menekan rem seraya menjaga kestabilan kendaraan. Banyak mengerem juga berarti banyak gaya dorong gravitasi pada tubuh.
Tubuh akan terasa akan sangat capek selepas berkendara dalam kemacetan. Ya kan?
Macet Perlu Kesabaran
Emosi pun bisa mendadak naik dan tak terkontrol saat macet. Konsentrasi dan keinginan serta dorongan yang sangat besar untuk pulang lebih cepat dan lepas dari kemacetan ini bisa menjadi pemicu ledakan emosi. tersenggol sedikit saja bisa jadi ada perang dunia ketiga.. Halah....
Saya sangat salut sekali kepada mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta yang setiap hari selalu macet. Berangkat subuh pulang larut malam.... Hmm... Usia mereka habis di jalan lho padahal.... Mereka tua di jalan dan sangat sabar sekali, sabar menerima konsekuensi kemacetan itu.
Macet Menyebalkan
Hmm.. Kemaren Surabaya mengalami kemacetan cukup parah akibat hujan lebat yang mengguyur mulai siang hingga malam menjelang Isya'. Orang-orang yang hendak pulang kerja pun terjebak tidak bisa keluar kecuali jika nekat menembus derasnya hujan dan limpahan air banjir yang menggenangi jalan.
Foto Kemacetan Surabaya Kemaren
Kemaren saya terjebak selama beberapa jam di Hi Tech Mall, di markas dan kantor Komunitas Blogger Surabaya TuguPahlawan.Com (TPC), sebelum akhirnya hujan reda dan bisa pulang ke rumah.
Kondisi macet kemaren sangat menyebalkan, selain hawa dingin, jalanan becek dan air menggenang di jalan, juga kondisi tubuh yang sangat tidak memungkinkan karena mendadak perut mules dan ingin pup sementara jalan sedang mengalami kemacetan cukup parah. Janc*k... Hihihi...
Apa yang anda lakukan jika anda merasa mules dan ingin BAB, padahal anda sedang mengendarai kendaraan di jalan yang macet dan merayap? Kalau saya begini.