Aku tembus kabut yang remang-remang dan sunyi
gelombang di cakrawala demi cakrawala
di seantero jagad raya
di dalam jiwaku yang sepi
Aku mohon diperkenankan untuk sedikit mengerti
siapakah yang dimandati oleh Gusti Sang Maha Widhi?
Bukan hanya untuk memimpin rakyat negeri ini
tetapi juga untuk menyelamatkannya
hingga membangkitkan mercusuar yang menjulang ke langit tinggi
Sampai kemudian aku tiba di sebuah bukit
satu sosok berdiri gagah bagai seorang prajurit
Aku tidak bisa menatap wajahnya
tapi dengan seksama aku dengarkan kata-katanya
Nama asliku di kampung Wiranto Bambang Prabowo
teman teman memanggilku Wowok
Di dunia persilatan gelarku Mego Kolo Subianto
anak-anak buah memanggilku mas Totok
Kemudian kumasukkan unsur agamis sehingga namaku menjadi Yusuf Susilo Budiono
para rekan memanggilku Nonok
Aku siap maju perang apapun jenis pertandingannya
silahkan menggelar Brotoyudo, Yudhoyono, Wiroyudo, Yudokolo, Bowoyudo, ataupun Megoyono
Dan aku deklarasikan hari ini
kabinetku kabinet Laba Untuk Rakyat...
Seluruh mekanisme kerja dan keputusan pemerintahanku
harus menuju pencapaian Laba Untuk Rakyat
Bersama para menteri dan semua aparatur pemerintahanku
aku bersumpah akan mendapat laknat langsung dari Tuhan
apabila aku dan mereka bernafas bergerak dan melakukan apa saja
tidak demi memperjuangkan Laba Untuk Rakyat
Ini bukan soal presidennya siapa dan wakilnya siapa
juga tidak penting seseorang menjadi presiden atau mbambung mlarat
para preman, kyai, artis, jendral pethak boleh menjadi nomer satu
asalkan mengabdi untuk LABA UNTUK RAKYAT
* Penggalan puisi Emha Ainun Najib dalam pagelaran puisi dan musik dengan judul Presiden Balkadaba
Related Post :
Satu Kata tentang Indonesia