apakah anda mengenal minuman teh? saya yakin, kemungkinan besar jawaban yang diberikan adalah ‘ya’. tapi anda belum tentu tahu, sama seperti saya, bahwa teh botol yang sudah menjadi merek generik (untuk semua teh dalam botol itu) adalah teh pertama di indonesia dan dunia yang dikemas dalam botol. ia adalah sang pelopor.
menjadi pelopor alias pionir pasti lebih sulit daripada menjadi pengekor. butuh waktu bertahun dan biaya yang tidak sedikit untuk mengukuhkan diri menjadi nomor satu atau terdepan. tidaklah mungkin melalui jalan pintas. atau dalam semalam anda mendadak jadi populer. mustahil itu. karena menjadi pionir susah akhirnya yang banyak adalah menjadi pengekor.
contoh paling jelas adalah cobalah tengok sepanjang jalan margonda. awalnya hanya satu pedagang pisang goreng pontianak. para pembeli pun rela antre untuk mendapatkan giliran. tertib, sepertinya, tak ada yang menyerobot. melihat keberhasilan pedagang pertama, lalu muncul pedagang-pedagang serupa. kini, di kiri dan kanan jalan utama di depok itu bertebaran para penjual pisang goreng pontianak. semua yang dijual adalah sama, hanya merek dagangnya yang berbeda.
sebagai pembeli anda tentu senang karena tak perlu lagi berlama-lama antre. tapi para penjual itu tentu tidak sesenang pembeli karena pisangnya tidak selaris saat penjual baru satu atau dua. ketika saya melewati margonda saat pulang ke rumah, saya lebih banyak melihat penjual yang duduk menunggui pisangnya tinimbang melayani pembeli.
kelatahan semacam ini bukanlah baru sekali dua terjadi namun sudah berulangkali. mengapa tidak belajar dari yang lalu? kalau jadi pengekor lebih gampang kenapa mesti jadi pionir. barangkali ini yang jadi patokan. latah, seperti kata kamus besar bahasa indonesia, berarti ‘berlaku seperti orang gila’. tapi apakah mereka berlaku demikian? mungkin ya, mungkin tidak karena investasi untuk berjualan pisang goreng bukan hanya seratus dua ratus rupiah.
Selasa, 20 Juni 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)