Ia memang terlahir dengan kulit putih, meski kedua orang tuanya bukan dari ras kaukasoid layaknya orang Eropa pada umumnya. Rambutnya pun putih seperti uban padahal usianya belum menginjak dua digit. Bulu mata dan semua yang ada padanya putih sama sekali tak mencirikan kedua orang tuanya yang seorang warga Indonesia. Hanya saja ada satu ciri yang sangat kental dengan fisik orang Indonesia, hehehe.. Hidung ala kadarnya khas Indonesia sangat mencolok dari wajah 'bule'-nya. Tidak bisa menipu!
Aris
Namanya Aris, dan tidak ada hubungannya dengan Aris pengamen KRL yang sedang pentas di ajang spektakuler Indonesian Idol tahun ini hehe... Aris yang ini adalah seorang murid sekolah dasar yang baru menginjak kelas satu menjelang kenaikan kelas menuju kelas dua. Ia hidup di kawasan yang jauh dari perkotaan. Ibu dan bapaknya hanya seorang petani biasa di kampung. Kebetulan Aris adalah murid dari Ibuku yang mengajar di sekolah tersebut. Tinggi badannya sama atau seukuran dengan teman-teman sebaya lainnya. Hanya saja, kulit putih dan semua yang serba putih itu memudahkan orang untuk membedakan dari teman-temannya.
Budaya orang Indonesia yang umumnya memiliki kulit sawo matang adalah menginginkan kulitnya lebih putih. Begitupun dengan orang bule yang aslinya kulitnya putih berjemur di terik matahari dengan hanya sehelai kain yang membalut piranti vital mereka, atau malah sama sekali tak memakai seperti video voyeur hasil bidikan kameramen usil bin jahil yang mengkoleksi kemolekan tubuh yang tergelar di atas pasir itu hahahahaha....
Ataukah ini mungkin memang tanda-tanda kebesaran dari Yang Maha Segala, bahwa kita harus mensyukuri apa yang telah kita punya. Ia menciptakan keberagaman untuk saling mengenal. Kulit hitam, putih, merah, dll. Lalu, diciptakannya sosok manusia dengan wujud fisik yang jauh berbeda dari keluarganya, khususnya ayah dan ibu yang melahirkannya. Yang sesungguhnya sosok 'aneh' ini memang diciptakan dengan ketidaksempurnaannya agar orang-orang percaya pada kebesaran-Nya.
Aris, diciptakan dengan kekurangan pada wujud uniknya. Ia terlahir sebagai albino atau albinism. Albino disebabkan kekurangan pigmen atau zat warna yang ada pada kulit, mata dan rambut. Merupakan sifat turunan yang diwariskan dari gen orang tua. Karenanya, ia tak bisa bergerak bebas seperti teman sebayanya karena kulit dan matanya sangat rentan dan sensitif terbakar terhadap sinar matahari. Sehingga jarang sekali melihatnya bermain-main di bawah cahaya mentari yang terik menyengat. Untuk keluar rumah pun harus memakai jaket dan kacamata hitam yang bisa menghindarkannya dari serangan sinar matahari. Pun matanya pun memiliki kelainan seperti rabun dan juling serta tak tahan melihat cahaya terang.
Sementara itu, tak sedikit anggapan yang salah tentang albino ini di masyarakat kita. Mitos ini misalnya albino adalah keturunan setan, atau karma perbuatan orang tuanya, penyakit menular, dan bahkan ada juga yang mempercayai bahwa seorang albino ini memiliki kekuatan magic, supranatural atau gaib. Beginilah kultur masyarakat kita yang kadang mengkeramatkan sesuatu yang 'unik' dan 'aneh' tapi nyata. Budaya purba yang percaya hal-hal klenik masih melekat erat.
Menjadi orang albino seperti Aris ini pun tidak mudah. Kelainan yang membuatnya tampak berbeda dengan orang sekitarnya malah terkadang membuatnya stress dan tertekan, karena selalu menjadi pusat perhatian orang.
Satu kata buat Aris untuk tetap sabar dan tegar menjalani hidup ini. Jadikan kekuranganmu sebagai kelebihan yang orang lain tak memilikinya... Chayo, Ris!