Ada Banjir? Memancing Yuk?
Sepeda motor banyak berjajar terparkir di tepi jalan raya yang tampak cukup ramai. Ada truk tronton, angkutan umum, mobil dan motor bergantian lewat di jalan yang semakin menyempit lantaran semakin banyaknya deretan kendaraan dan orang di sisi tepi kanan kiri jalan.
Banyak orang duduk berkerumun di tepi jalan, ada yang duduk di atas motornya yang bahkan masih menyala, ada yang berdiri bergerombol, sebagian terlihat duduk bersila diam seperti sedang bersemedi tapi tidak sambil berkomat-kamit. Terik matahari yang membakar kulit tak membuat mereka bergeming. Hanya sesekali mereka memandang sesuatu ke arah air.
Terlihat ada beberapa diantara mereka yang membawa semacam kayu panjang berujung senar berkait. Oh, rupanya mereka telah dan sedang akan memancing. Sebagian dari mereka adalah pengguna jalan yang terpaksa memelankan kendaraannya dan bahkan berhenti karena tertarik mengamati sekitar.
Lokasinya bukan di kolam pemancingan ikan melainkan tepi jalan raya yang mendadak menjadi tempat pemancingan umum akibat genangan air yang terkumpul setelah dua hari hujan deras selalu turun setiap sore hingga malam menghilang.
Ketinggian air hampir sama dengan badan jalan. Hujan deras beberapa jam lagi mungkin akan menyebabkan jalan tertutup air banjir. Tapi hal itu tak mampu menyurutkan semangat mereka untuk tetap beradu peruntungan mendapatkan tangkapan ikan yang tak terduga.
Yup, seperti itulah gambaran pemandangan unik saat musim banjir tiba. Banyak pemancing dadakan menyerbu tepi jalan. Jika kita melihat lebih dalam pada motivasi mereka memancing sebenarnya bukan untuk mendapatkan tangkapan sebanyak mungkin, melainkan euforia air banjir yang tiba-tiba menghanyutkan pikiran sepi mereka untuk menghabiskan waktu sambil memancing.
Aktivitas baru yang begitu menyenangkan karena mampu membunuh sepi di sela-sela waktu nganggur mereka. Ini bisa dibuktikan dari rona wajah mereka yang terlihat sumringah saat diajak ngobrol. "Lagi ngapain, mas?". "Ini mancing, sapa tahu dapat ikan sambil ngabisin waktu daripada bosen di rumah dan bisa sambil liat banjir, haha....".
Ketika siang tadi melihat perulangan pemandangan serupa dari hari ke hari di tepi jalan yang hampir tiap hari saya lewati membuat tangan ini rindu untuk memindai pikiran ke dalam ketikan tangan pada keyboard komputer untuk sekadar berbagi gejolak dan keresahan hati. *halah*
Ingatan pun melayang kembali ke masa setahun silam saat liburan ke kota Ronggolawe saat Bengawan Solo sedang ganas mengirim aliran air yang tumpah menggenang di jalur yang dilewati dari Jawa Tengah hingga muara di Jawa Timur. Saat itu, tepi jalan Tuban-Babat yang terimbas banjir tak ubahnya lokasi piknik memancing. Edun!
Menunggu itu memang membosankan, tapi ini akan lain artinya bagi mereka yang memang meniatkan diri untuk menghabiskan waktu dengan memancing. Justru waktu menunggu seekor ikan bodoh yang khilaf tersangkut di jebakan kail mereka yang akan menjadi kenikmatan yang tiada banding.
Apalagi memancing di tempat dadakan seperti saat banjir. Bukan hasil yang ditakar, melainkan refreshing dan rekreasi pikiran dari kejenuhan yang dialami. Atau bahkan mengisi waktu karena sehari-hari menganggur tidak ada pekerjaan selain meratapi rasa bosan di rumah.
Itulah nikmatnya memancing......!