kegiatan di arafah tidaklah padat. kami hanya disarankan untuk banyak berdzikir untuk merenungkan diri. keesokan harinya saat 9 dzulhijah tiba selain berdzikir kami menunggu datangnya waktu dhuhur sebagai mulainya wukuf. selesai sholat dhuhur yang dijamak dengan ashar, kami pun mendengarkan tausiyah dari pembimbing ibadah.
disinilah emosi ‘diaduk-aduk’ sedemikian rupa saat mendengar tausiyah. kami diingatkan akan apa yang telah dilakonkan selama ini. semisal bagaimana perlakukan terhadap keluarga. dan lain sebagainya. buat saya pribadi inilah puncaknya ibadah. masing-masing dari kami bergulat dengan dirinya. menapaktilasi kembali segala yang sudah dijalani.
dua sungai kecil mengalir di wajah. istighfar berulang-ulang memenuhi udara arafah. di saat itu sebagai manusia saya merasa betapa kecilnya diri saya. tak ada artinya. hanya ampunan allah swt semata yang diharap.
magfirah. inilah oleh-oleh yang paling berharga yang tak dapat dibeli dengan apapun. di padang arafah bahkan allah swt membanggakan manusia kepada para malaikat. subhanalah. bawalah oleh-oleh ini pulang ke rumah masing-masing, kata sang uztad. dan, inilah yang paling berat, bawalah ia sampai ke liang lahat…
disinilah emosi ‘diaduk-aduk’ sedemikian rupa saat mendengar tausiyah. kami diingatkan akan apa yang telah dilakonkan selama ini. semisal bagaimana perlakukan terhadap keluarga. dan lain sebagainya. buat saya pribadi inilah puncaknya ibadah. masing-masing dari kami bergulat dengan dirinya. menapaktilasi kembali segala yang sudah dijalani.
dua sungai kecil mengalir di wajah. istighfar berulang-ulang memenuhi udara arafah. di saat itu sebagai manusia saya merasa betapa kecilnya diri saya. tak ada artinya. hanya ampunan allah swt semata yang diharap.
“dan, tiada suatu haripun yang lebih utama menurut allah daripada hari arafah. rahmat allah swt turun ke langit yang terdekat, lalu dia membanggakan penduduk bumi (yang ada di padang arafah) kepada penduduk langit (para malaikat), dan berfirman, ‘lihatlah hamba-hamba-ku, mereka datang kepada-ku dalam keadaan rambut yang awut-awutan lagi penuh dengan debu seraya berkurban. dan, mereka datang kepada-ku dari segala penjuru yang jauh untuk mengharapkan rahmat-ku, dan mereka tidak bakal melihat azab-ku, dan mereka tidak bakal melihat suatu haripun yang lebih banyak orang-orang yang dimerdekakan dari neraka selain daripada hari arafah. (hadits riwayat abu ya’la, al bazzar, ibnu khuzaimah dan ibnu hibban)”
magfirah. inilah oleh-oleh yang paling berharga yang tak dapat dibeli dengan apapun. di padang arafah bahkan allah swt membanggakan manusia kepada para malaikat. subhanalah. bawalah oleh-oleh ini pulang ke rumah masing-masing, kata sang uztad. dan, inilah yang paling berat, bawalah ia sampai ke liang lahat…