Hendri Mulyadi mungkin adalah salah satu contoh dari rasa kesal, geram dan kekecewaan mendalam yang dirasakan oleh seluruh pendukung tim merah putih lantaran melihat penampilan tim nasional Indonesia yang tak kunjung membaik.
Kekesalan, kegeraman dan kekecewaan yang dilampiaskan oleh sosok Hendri memang salah secara hukum. Dari tribun penonton, ia melompat pagar pembatas dan berlari di lapangan hijau merebut bola untuk kemudian mencoba memasukkan bola ke gawang lawan... Penonton memang dilarang keras untuk masuk lapangan. Jangankan penonton, pelatih yang secara langsung berhubungan dengan permainan sangat dilarang memasukinya... Hmm...
Tapi apa yang kemarin dilakukan Hendri adalah bentuk pendobrakan akan sebuah keinginan besar untuk menjadi lebih baik. Seperti itulah nilai yang harus dipetik dari sebuah aksi gila seorang Hendri. Satu keinginan Hendri yang terungkap saat diwawancara adalah kebangkitan persepakbolaan tanah air. Dalam hatinya mungkin ia berkata bahwa kalau pemain timnas tidak sanggup, biar saya saja yang maju untuk menjadi pemain ke-12 menghancurkan tim lawan.
Beberapa lembar rupiah demi antrian panjang selembar tiket, tribun yang penuh sesak, dan penampilan 'konyol' timnas yang tak semakin membaik bukan padanan yang pas dan tepat dengan harapan para penonton. Ini yang selama ini selalu dan selalu terjadi. Ya, bukan itu yang diharapkan oleh para suporter gila bola. Kalah tak mengapa asal ada permainan cantik dari timnas. Tengok saja saat Indonesia kalah saat pertandingan ketiga piala Asia 2007 lalu. Meski kalah, penonton tetap berjiwa besar karena disuguhi permainan ciamik timnas.
Kegeraman, kekecewaan seperti itu yang akhirnya memuncak saat gemas menyaksikan pertandingan yang tak sepadan dengan rupiah yang dikeluarkan.... Rasa nasionalisme yang bergelora menjadi peletup 'kegilaan' seorang Hendri.
"Andai tendangan bola saya itu masuk, saya akan berlari dan terus menciumi Garuda di kaos timnas..." ujar Hendri mengenang kegilaan heroik yang telah ia lakukan....
Ah, Hendri telah menunjukkan arti Garuda di dadaku lewat tindakan nyata daripada pemangku kekuasaan yang sibuk mengurusi hal yang entah apalah itu.... Hihi...
Baca Juga :
Berkabung