MEMECAHI KACA KAMPUS SENDIRI
Karena Tak Terima Rekan Mereka Terkena Drop Out
Itulah kenyataan yang tengah terjadi di sekitar kita, yang bisa kita saksikan melalui seorang pewarta yang sedang menuturkan kalimat hangat yang berisi informasi pada sebuah acara berita di televisi itu. Berita tentang meninggalnya mantan presiden Soeharto yang silih berganti menghiasi layar selebar 14 inch di kosku itu tiba-tiba berlanjut dengan drama sadis yang dilakukan oleh beberapa orang mahasiswa bertopeng yang masing-masing membawa sebatang kayu besar dan beberapa buah batu di tangan. Muka mereka diselimuti kain penutup mulut dan hidung, bukan untuk demo membisu diam dan mogok makan, tapi sekadar menutupi raut wajah innocent mereka agar terhindar dari terungkapnya jati diri mereka sesungguhnya.
Berang karena keputusan Rektor Universitas Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Nommensen Medan yang menskorsing dan men-drop-out 16 mahasiswa yang melakukan pelanggaran tentang mahasiswa senior yang tidak boleh ikut serta dalam acara ospek itu, lantas mahasiswa bertopeng tadi menjadikan kaca-kaca di lingkungan kampusnya dan papan-papan pengumuman sebagai sansak pelampiasan emosi dan kesal yang memuncak menjebol nalar dan logika jernih itu.
Sungguh sebuah perbuatan konyol bin lucu penuh humor dadakan yang tersaji manakala melihat mahasiswanya menghancurkan sendiri fasilitas kampus yang seharusnya mereka nikmati untuk mendapatkan secercah harapan masa depan lewat ilmu yang mereka dapatkan di kampus itu.
Bahkan sang dosen yang merupakan wakil orang tua dan pendidik mereka di kampus itu pun tak luput dari sasaran. Nyaris saja bogem mentah dan luncuran sabetan kayu itu mendarat ke wajah sang bapak dosen yang sedang mencoba menenangkan dan meredam gemuruh emosi mereka. Sungguh keterlaluan...
Apa toh yang sebenarnya terlintas di pikiran mereka itu? Beginilah kalau rasa marah merajalela dan bersinggasana di dalam jiwa yang telah terbakar api emosi itu. Emosi memang kadang melenakan akal sehat... Karena musuh paling nyata manusia adalah dirinya sendiri. Bagaimana menahan nafsu emosi dan amarah agar tidak menyebabkan kehancuran dan bisa berfikir lebih tenang...
Berarti sudah saatnya menambah 4 tipe mahasiswa itu dengan satu jenis lagi yaitu tipe mahasiswa anarkis, hehe... Tapi jangan tunjuk hidung saya!! Saya mantan mahasiswa baik-baik.
Karena Tak Terima Rekan Mereka Terkena Drop Out
Itulah kenyataan yang tengah terjadi di sekitar kita, yang bisa kita saksikan melalui seorang pewarta yang sedang menuturkan kalimat hangat yang berisi informasi pada sebuah acara berita di televisi itu. Berita tentang meninggalnya mantan presiden Soeharto yang silih berganti menghiasi layar selebar 14 inch di kosku itu tiba-tiba berlanjut dengan drama sadis yang dilakukan oleh beberapa orang mahasiswa bertopeng yang masing-masing membawa sebatang kayu besar dan beberapa buah batu di tangan. Muka mereka diselimuti kain penutup mulut dan hidung, bukan untuk demo membisu diam dan mogok makan, tapi sekadar menutupi raut wajah innocent mereka agar terhindar dari terungkapnya jati diri mereka sesungguhnya.
Berang karena keputusan Rektor Universitas Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Nommensen Medan yang menskorsing dan men-drop-out 16 mahasiswa yang melakukan pelanggaran tentang mahasiswa senior yang tidak boleh ikut serta dalam acara ospek itu, lantas mahasiswa bertopeng tadi menjadikan kaca-kaca di lingkungan kampusnya dan papan-papan pengumuman sebagai sansak pelampiasan emosi dan kesal yang memuncak menjebol nalar dan logika jernih itu.
Sungguh sebuah perbuatan konyol bin lucu penuh humor dadakan yang tersaji manakala melihat mahasiswanya menghancurkan sendiri fasilitas kampus yang seharusnya mereka nikmati untuk mendapatkan secercah harapan masa depan lewat ilmu yang mereka dapatkan di kampus itu.
Bahkan sang dosen yang merupakan wakil orang tua dan pendidik mereka di kampus itu pun tak luput dari sasaran. Nyaris saja bogem mentah dan luncuran sabetan kayu itu mendarat ke wajah sang bapak dosen yang sedang mencoba menenangkan dan meredam gemuruh emosi mereka. Sungguh keterlaluan...
Apa toh yang sebenarnya terlintas di pikiran mereka itu? Beginilah kalau rasa marah merajalela dan bersinggasana di dalam jiwa yang telah terbakar api emosi itu. Emosi memang kadang melenakan akal sehat... Karena musuh paling nyata manusia adalah dirinya sendiri. Bagaimana menahan nafsu emosi dan amarah agar tidak menyebabkan kehancuran dan bisa berfikir lebih tenang...
Berarti sudah saatnya menambah 4 tipe mahasiswa itu dengan satu jenis lagi yaitu tipe mahasiswa anarkis, hehe... Tapi jangan tunjuk hidung saya!! Saya mantan mahasiswa baik-baik.