Pengen jadi boss dengan cara instant? Minumlah EXTRABOSS, karena efeknya bisa merubah jongos menjadi boss... Hahahaha...
Credit Photo: Arham
Credit Photo: Arham
Untuk menjadi kaya, semua orang bisa instan melakoni. Namun, tidak siapa saja siap menjadi orang susah.penulis artikel di atas adalah handrawan nadesul (saya suka kepeleset menyebutnya hendrawan :d) adalah dokter yang juga suka menulis cerpen. saya juga senang membaca cerpen-cerpennya. entah apakah sampai sekarang beliau masih menulis cerpen. artikel asli bisa diklik di sini.
Orang miskin baru kian banyak. Penganggur baru menambah bengkak angka kemiskinan. Bisa jadi, itu sebabnya, selain angka bunuh diri tinggi, tiga dari sepuluh orang Indonesia tercatat terganggu jiwanya.
Tidak siap hidup susah berisiko sakit jiwa. Ada cara sederhana menekan risiko sakit jiwa. Sejak kecil anak dibuat tahan banting. Ketahanan jiwa anak harus dibangun. Untuk itu, jiwa butuh “imunisasi”.
Menerima kenyataan
Sejak kecil anak diajar lebih membumi. Yang gagal kaya rela menerima kenyataan. Yang belum pernah hidup susah diajar prihatin sedari kecil. Kendati kecukupan, tidak semua yang anak minta perlu diberi. Anak dilatih merasakan kegagalan.
Tugas orangtua dan guru mengajak anak berempati pada kesusahan orang lain. Hidup tak luput dari berbagai stresor. Tak semua stresor jelek. Supaya jiwa tahan banting, stresor dibutuhkan. Anak perlu mengalami seperti apa tekanan hidup, konflik, kegagalan, rasa kecewa, dan krisis dalam hidup. Seperti vaksin, biasakan anak memikul aneka stresor yang bikin jiwanya kebal seandainya kelak hidupnya susah.
Tanpa dilatih hidup susah, anak yang terbiasa hidup berkecukupan tak tahan banting. Lebih banyak orang sukses lahir bukan dari keluarga kecukupan. Hidup prihatin membuat jiwa tegar bertahan melawan kesusahan. Hidup susah membangun mimpi ingin lepas dari rasa kapok menjadi orang susah. Demi mengubah mimpi jadi kenyataan, spirit kerja keras pun dipecut.
Einstein percaya, untuk sukses diperlukan lima persen otak, selebihnya keringat (perspirasi) . Spirit kerja keras menjadi milik orang yang tak pernah puas pada prestasi yang diraih. Seperti bangsa Troya dulu, pembangunan Jepang dan Korea lebih pesat ketimbang bangsa sepantar karena memiliki “virus” n-Ach (need-for-Achieveme nt) yang tinggi.
”Virus” n-Ach bisa ditularkan kepada anak lewat asuhan dan pendidikan. Bacaan memuat nilai kehidupan, termasuk mendongeng, pendidikan berdisiplin, dan keteladanan orang lebih tua. Itu modul-modul kehidupan agar anak tahu juga hidup susah.
Jiwa getas
Kebiasaan meloloh anak dengan kelimpahruahan tidak melatih anak merasakan gagal, kecewa, rasa ditekan, rasa konflik, atau rasa krisis. Tanpa tempaan stresor, jiwa getas. Jika jiwa getas, orang rentan stres. Bila tak terlatih hidup berdamai dengan stres, hidup berisiko gagal andai harus jatuh miskin.
Tak ada sekolah yang mengajarkan menjadi orang miskin. Tak pula ada kursus memampukan anak terbiasa hidup berdamai dengan stres. Yang bisa kita lakukan adalah mengasuh dan mendidik anak tahan banting. Mandat itu harus ada di pundak setiap orangtua.
Tidak semua anak kecukupan pernah mengalami stresor. Dalam pendidikan modern, anak sengaja dihadapkan pada stresor buatan. Ada pelatihan diam-diam, dalam suasana berkemah atau outbound diciptakan situasi krisis. Mobil sengaja dibuat mogok di tengah hutan pada malam hari, atau kehabisan makanan selagi camping.
Dihadang stresor buatan, anak dilatih bagaimana bereaksi, beradaptasi, agar mampu lolos dari rasa panik, rasa takut, rasa tidak enak berada dalam situasi darurat. Ini bagian dari upaya membuat kebal jiwa anak. Bila jiwa tak tahan banting, sontekan stres kecil mungkin diatasi dengan bunuh diri. Kini semakin banyak kasus bunuh diri hanya karena alasan enteng. Gara-gara ditinggal pacar, tidak naik kelas, sebab jiwa tak terlatih memikulnya. Maka jiwa perlu digembleng.
Kerja keras
Menggembleng berarti menunjukkan rasa arah hidup prihatin, selain berdisiplin. Hidup berdisiplin berarti menjunjung tinggi kebenaran, memikul tanggung jawab, kerja keras, serta mampu menunda kepuasan.
Menunda kepuasan bentuk keunggulan sebuah bangsa. Bangsa unggul memiliki “virus” n-Ach tinggi. Anak yang diasuh dan dididik dengan nilai-nilai “virus” n-Ach, menyimpan bekal sukses. Itu kelihatan, misalnya, dari cara makan. Anak dengan n-Ach tinggi menyisihkan yang enak dimakan belakangan, yang tidak enak dimakan dulu. Tugas berat dikerjakan dulu, yang enteng belakangan. Bersakit-sakit dulu bersenang-senang kemudian menjadi kredo bangsa yang sukses.
Agar tahu hidup susah, anak diajak memahami bahasa hidup bukan uang semata. Tak semua semerbak kehidupan bisa dipetik dengan uang. Kebahagiaan tertinggi hanya terpetik setelah orang mampu merasa bersyukur meski cuma menjadi orang biasa (mengutip Gede Prama).
Sukses hidup sejati tak mungkin terpetik instan. Jiwa potong kompas, ingin lekas kaya, tumbuh dari budaya instan. Bukan rasa arah yang benar saja yang perlu ditanamkan saat membesarkan anak, tetapi harus benar pula menempuhnya di mata Tuhan.
Anak disiapkan menjadi insan linuwih (terinternalisasi penuh superegonya) dengan cara mengempiskan egonya sekecil mungkin. Rekayasa sosial (social engineering) diperlukan dengan menyuntikkan “vaksin” hidup prihatin. Perlu pula penyubur superego agar kendati hidup susah masih merasa bahagia.
Hanya bila bibit linuwih dipupuk sejak kecil, sekiranya hidup susah tak tergoda memilih serong. Kendati tak banyak harta, uang, atau kuasa, ke arah mana pun hidup memandang, merasa tetap “kaya”. Mampu legawa, bersyukur, dan merasa berbahagia sudah pula meraih Oscar kehidupan, kendati mungkin hanya menjadi orang biasa.
aduh, kita jadi malu nih, segitu perhatiannya. terima kasih ya. padahal kemaren itu kita kan cuma bilang aja. nggak ada maksud apa-apa...... sebuah penggalan cerita sehari-hari dari seorang teman yang ingin berbagi. "saya percaya, ini adalah ucapan terima kasih yang tulus. dan, tidak dibuat-buat dari ibu itu," lanjut teman saya. "padahal apa yang saya berikan bukanlah sesuatu yang wah dan bernilai besar. saya hanya ingin berbagi rejeki sedikit," katanya lagi.
saat niat diucapkan. takbir pun memenuhi udara. kedua tangan bertemu di dada. surat dibaca. tapi, ya allah, ya rabb, terbayanglah kerjaan yang itu belum selesai. job no sekian masih pending. duh, gusti... saat harusnya pikiran berpusat pada sang khalik, saat dimana konsentrasi penuh kepada-nya... pikiran malah jalan kemana-mana. mana khusyuknya?pembenarannya: mending gitulah daripada jalan-jalan kemana-mana tapi gak inget sama gusti allah.
Film India:dapet lewat e-mail. saya mah salut sama yang udah ngumpulin ciri-ciri khas felem india dan china.
1. Seorang pria tidak akan merasa sakit saat melakukan perkelahian sengit namun akan mengaduh sakit saat seorang wanita berusaha membersihkan lukanya.
2. Tokoh jagoannya tak pernah jatuh cinta pada jagoan wanita kecuali sebelumnya mereka menari-nari di bawah hujan.
3. Sekali dipakai make-upnya tidak pernah luntur, saat hujan ataupun saat lainnya.
4. Dua orang kekasih bisa menari-nari ditengah lapang, dan entah dari mana 100 orang lainnya akan muncul dari antah berantah dan bergabung menari bersama mereka. (penari latar Michael Jackson aja kalah banyak)
5. Pada babak akhir, sang jagoan akan menemukan bahwa tokoh jahat yang dilawannya sebenarnya adalah saudara kandungnya, wanita tua yang mencarinya adalah ibunya, dan kepala Inspektur adalah ayahnya serta sang hakim adalah pamannya dan seterusnya.
6. Kata-kata Inggris yang biasanya muncul adalah (biasanya diucapkan keras2 di antara kalimat) No Problem!, My God!, Get Out!, Shut-up!, Impossible!, Please forgive me!
7. Mereka berguling-guling dan berputar-putar sambil bernyanyi dan muncul lagi dengan pakaian berbeda.
8. Mereka bisa berlari mengelilingi pohon kelapa, bernyanyi, saling memandang dan memalingkan muka menggoda dan berganti pakaian pada waktu yang sama tanpa menarik nafas....
9. Jagoan gak boleh liat pohon dan tiang listrik, pasti joget dulu muter2 dan tiba-tiba wanitanya muncul, gak heran film India minimal pasti 3 jam Bisa lebih gak rugi sih.
10. Airmata sang jagoan dan si wanita gampang mengucur bak keran air, tapi cepat juga kering dan langsung joget mbok, BRAVO...
Film Kungfu China:
1. Menjadi orangtua sang jagoan selalu bernasib sial dan biasanya selalu dibunuh oleh musuh saat si jagoan masih muda, dan is jagoan akan jadi yatim piatu terus belajar ilmu silat dan balas dendam, dstnya.
2. Ketika seseorang terluka berat dan sekarat, ia selalu berhasil bertahan hidup dan mengucapkan beberapa kalimat untuk mengungkapkan is pembunuh sebelum kepalanya terkulai dan menyatakan dirinya telah benar-benar mati.
3. Orang-orang yang mahir kungfu mampu terbang ke atas atap, ke atas pohon dan menempuh jarak jauh tanpa berkeringat. Namun saat berjalan ke kota dan desa-desa mereka tetap harus berjalan kaki atau menunggang kuda.
4. Sang jagoan tak perlu bekerja untukMendapatkan uang, namun selalu memiliki Uang Emas Dan perak untuk membayar makanan mereka. (Minta jatah preman kali ye....)
5. Sang jagoan dan sang penjahat akan saling bertemu walaupun negara mereka sangat luas dan tak peduli di manapun mereka berada. (padahal Belon Ada HP)
6. Menyembuhkan luka dalam di tubuh cukup dengan duduk bersilang kaki, telapak tangan di lutut dan asap keluar dari kepala.
7. Mereka bisa menyimpan banyak barang di Baju lengan panjang mereka Dan tak pernah menjatuhkannya. Terutama sedemikian banyak logam-logam emas....dan botol-botol obat penyembuh berbagai racun
8. Jagoan pasti jago minum arak, apalagi sedang kesel/marah, sekali minum bisa berdrum2 (5-10 drum) kayak Jacky Chan Pendekar Mabuk.
9. Sebelum mati, sang guru bisa mentransfer tenaga dalam ke muridnya hanya dengan menempelkan telapak tangan ke pundak is murid begitu gampang dan cepat bahkan mengalahkan kecepatan USB cable, infra red dan bluetooth jaman sekarang
10. Hebatnya kalo wanita mengenakan kostum pria, dan suaranya suara wanita, namun orang-orang bahkan pendekar pria tidak sadar bahwa itu seorang wanita, harus melalui proses tak sengaja, seperti menyentuh dada si wanita baru pendekarnya sadar.
= gua mau marah. tapi gua pikir-pikir gak ada untungnya juga.low batt. omong-omong terhenti. hidup bertetangga seperti (dibuat) susah oleh tetangga teman saya yang sedang merenovasi rumahnya. kalau saja si tetangga itu mau bicara baik-baik dan menempatkan dirinya bukan sebagai warga yang berkasta lebih tinggi, saya yakin teman saya akan dengan senang hati mempersilakan tetangganya.
+ kenapa sih?
= tetangga gua kan lagi renovasi rumahnya. elu tau kan gimana kotornya. pada berjatuhan ke tempat gua.
+ emangnya gak dibersihin?
= kalo udah dibersihin sih gua anteng-anteng aja kali...
+ ngomong-ngomong tetangga lu udah ijin?
= awalnya sih dia cuma ngomong mau ngerenovasi rumah. kalo yang elo maksud ijin itu dia menemui gua di rumah, ya dia baru datang setelah isteri gua protes sama para tukang yang kerja.
+ kalo isteri lo gak protes, dia bakal diem-diem aja dong seperti gak ada apa-apa.
= gua rasa gitu. soalnya waktu dia datang minta ijin, ngomongnya lebih galak dia. saya mau ijin, bla, bla, bla... tapi nadanya tinggi dan dia ngerasa statusnya lebih tinggi dari gua.
+ hah? kok bisa gitu sih? padahal itu kan tetangga elu udah lama, waktu nempatin rumah bareng-bareng elu kan?
= iya emang, waktu akad kredit juga barengan kok. yang ngeselin lagi, tukangnya jadi nganggep remeh gua dan isteri gua.
+ nganggap remeh gimana?
= waktu isteri gua protes, eh tukangnya malah ketawa-ketawa...
+ wah, untung bukan gua yang ngadepin. buat gua itu sih sama aja nabuh genderang perang...
= he, he, he... oh, ya, satu lagi yang bikin tambah kesel. tuh orang kok minta ijin sama gua aja, padahal yang sehari-hari di rumah, sama seperti elu, ya isteri kan. dia pikir isteri gua gak pantes ngasih ijin kali...
Ganator Blog's Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger