kata sebuah ungkapan 'rumput di rumah tetangga lebih hijau'. mengapa lebih hijau? karena si tetangga rajin menyiangi rumput-rumput liar dan merawatnya dengan baik sehingga enak dipandang. cerita di bawah ini barangkali tidak begitu pas dengan 'rumput tetangga'. nampaknya ia ingin mengajarkan kita untuk memanfaatkan yang ada atau yang kita miliki. tinimbang bersusah-payah mencari sesuatu yang belum jelas juntrungannya.
Setelah melewati 3 bukit dan ngarai, sang petani tiba di rumah kyai. Kyai menanyakan maksud kedatangannya.masih mau kepiting?
Petani (P): Saya ingin bertanya, apakah kepiting sawah itu halal atau haram?
Kyai (K): Sebelum menjawab pertanyaan kamu saya ingin dulu bertanya, apakah kamu punya sawah?
P: Punya, Kyai
K: Apakah di sawah yang kamu sedang tanami itu kamu bisa memancing belut?
P: Iya, kyai, bisa
K: Apakah kamu punya empang?
P: Punya, Kyai
K: Apakah di empangmu dipelihara aneka ragam ikan, sperti mujair, tawes, mas, nila, gurame?
P : Iya , Kyai
K: Apakah kamu juga beternak ayam atau bebek seperti petani di sini?
P: Iya, Kyai
K: Nah , kalau begitu, makan dulu saja itu semua, janganlah dulu kamu persoalkan kepiting sawah. ayam, itik, ikan itupun mungkin tak habis kamu makan, jangan kau susahkan hidupmu dengan persoalan kepiting sawah.