Warung Bebas
Tampilkan postingan dengan label habit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label habit. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Februari 2012

rokok berbahaya, itu kan cuma mitos...

ibarat berkoar-koar di padang pasir. begitulah kalau kita berteriak kepada para perokok untuk menghentikan kebiasaannya merokok. ada yang berhenti, ada juga yang menjadi generasi penerus seperti di gambar sebelah...

peringatan di bungkus rokok yang sejatinya merusak desain itu :D tak pernah diambil pusing. ah, itu kan hanya sekadar kumpulan kata. atau, barangkali, perlu mengikuti yang di manca negara, seperti di brazil, yang langsung memperlihatkan dampak yang ditimbulkan.

begitu pula dengan peringatan di ruang-ruang publik yang nyata-nyata melarang orang untuk merokok bagaikan angin lalu. di angkutan umum? sama saja. siapa yang berani menegur atau melarang pak pengemudi dan kondektur untuk mematikan rokoknya? alih-alih dimatikan bisa-bisa sang penumpang diminta turun. begitu pula kalau kita menegur penumpang sama saja. meski ada juga yang langsung mematikan rokoknya ketika ditegur. anehnya, dan, nyatanya, justru mereka yang muda usia yang ditegur baik-baik malah jadi sungkan. sementara yang lebih tua atau tuaan malahan marah-marah kalau ditegur.

bagi kebanyakan orang indonesia, bahaya merokok boleh jadi terdengar seperti mitos belaka: "si fulan sudah bertahun-tahun merokok malah sehat-sehat saja" atau "merokok atau tidak, kita pasti mati juga". semua peringatan akan bahaya merokok akhirnya tenggelam oleh pesan-pesan yang lebih gencar dan dibungkus sedemikian menariknya di berbagai media. mereka meneriakkan: kesan jantan, gaul, modern dan lain sebagainya.

bagaimana dengan pemerintah? cukai rokok merupakan salah satu pemasukan bagi negara. membangun dengan asap rokok?. meski ada kementerian kesehatan yang berurusan dengan rokok, ada juga perwakilan rakyat yang membuat undang-undang tentang rokok. semua seakan tidak ada artinya. di pihak lain ada  aliansi masyarakat tembakau indonesia yang memosisikan diri:
sebagai suatu wadah perjuangan bagi petani tembakau, cengkeh, pekerja, konsumen, peritel, asosiasi, maupun pabrikan rokok dalam rangka melestarikan industri tembakau Indonesia yang berkualitas
dan, ada juga masyarakat peduli kesehatan akibat dampak rokok yang mempunyai misi:
Menjadikan masyarakat Indonesia terbebas dari resiko akibat dampak negatif dari rokok. 
entah sampai kapan, tarik-menarik kepentingan ini terus berlangsung. atau ingin menunggu seperti non smoking area itu? wallahualam bi'shawab...

Rabu, 22 Februari 2012

made in england, loh...

GAK nasionalis? usahlah kita langsung melabeli sesuatu dengan cara spontan. ini kan hanya urusan sebilah besi bermotif tikar berwarna kuning di jalan margonda-depok. lazimnya benda itu disebut 'polisi tidur'. barangkali yang membuat ia disebut tidak nasionalis adalah tulisan 'made in england' pada tubuhnya. impor dong? tentu saja, harganya pun hanya rp 50 juta per buah (atau per keping ya?)

mengapa sih harus impor? kok ya untuk urusan polisi tidur kita harus membuang-buang devisa. apakah kita tidak mampu membuatnya? kita kan sudah mampu membuat kapal terbang. mobil nasionalpun kita pernah memiliki, meski buatan korea. biar lebih mudah dan tidak mengganggu kendaraan yang lewat, semisal harus dicor seperti di jalan-jalan perumahan? 

katakanlah demikian adanya. kok ya tetap aneh ada polisi tidur di jalan raya alias jalan utama. sejatinya ada keputusan menteri perhubungan nomor 3 tahun 1994 mengenai pembuatan polisi tidur, yang salah satunya adalah "polisi tidur ditempatkan pada jalan di lingkungan pemukiman".

siapakah yang harus bertanggung jawab? pemkot depok atau dinas perhubungan pemkot depok?

Selasa, 14 Februari 2012

valentine lagi deh...

udah sore nih, kok belum ada yang ngirimin coklat ya. kok, dia belum ngirimin sms ya. kok belum ada yang ngasih mawar merah. atau, ni coklat mau dikirim ke siapa ya, layu juga deh nih red rose-nya. dan, lain sebagainya...

banyak cara menyatakan kasih sayang. kalau mau dipas-paskan dan mengikuti budaya dari luar, ya pilihannya adalah 'valentine day' yang selalu jatuh pada tanggal 14 februari. dan, identik dengan warna pink. semua kalau bisa di-pink-an. tapi, saya tidak pengin menulis mengenai sejarah valentine ataupun pro-kontra mengenainya. biarlah itu menjadi wacana para pakar yang berkepentingan. saya hanya mencoba menggambarkan valentine day tahun 2012... 

tahun ini, saya tidak begitu melihat kemeriahan hari valentine. di mal yang saya lewati juga tidak begitu mencolok hiasannya. oh, barangkali itu mal di pinggir kota alias di depok. tadi, OB yang habis 'jalan-jalan' di plaza senayan bilang sama saya: pak kok banyak perempuan yang bawa kembang mawar. segera saya sambar, bunganya warna merah kan. si OB menganggukkan kepalanya. di jalan-jalan juga tidak banyak yang menggunakan busana bernuansa pink. (di kantor juga tidak ada :D) 

namun, di suratkabar, aneka pariwara yang berhubungan (atau dihubung-hubungkan) dengan valentine tetap marak adanya. semua saja menjadi sahih untuk dijadikan hadiah valentine. telepon genggam, kamera, boneka, susu bubuk, coklat (yang ini mah karuan banget yah, secara valentine kan identik dengan coklat), produk bank. malah di depok ada sebuah pengembang perumahan yang menawarkan promo valentine.

pada akhirnya, valentine day hanyalah sebuah komoditas yang bisa dijadikan apa saja oleh para pedagang. entah dengan cara yang halus seakan-akan itu benar adanya atau paksakan saja agar bernuansa valentine. mau ikut atau tidak, semuanya terpulang kepada diri masing-masing...

Senin, 13 Februari 2012

ditindak? ah, cuek aja deh...


    
dari tahun ke tahun ternyata tidak ada perubahan. alias jalan di tempat. kain rentang dengan ancaman ternyata tidak membuat jera para pelaku trek-trek-an. mereka kembali dan kembali lagi.

dari tahun 2008 sudah ada peringatan itu. tahun 2009 peringatan malah lebih keras: jangan ambil resiko, urusannye bisa berabe!!! di tahun 2012, malahan polisi, tentara, pemda dki dan yang lainnya ikutan di situ.

entah apa ada yang di benak mereka? jelas-jelas apa yang mereka lakukan bukan hanya membahayakan diri mereka tapi juga orang lain yang tidak ada hubungannya dengan trek-trek-an. mereka juga sadar bahwa jalan bukanlah arena balap. entah sudah berapa banyak korban yang jatuh.

yang mengerikan spanduk serupa juga ada di dekat kantor dpp pdip, lenteng agung. bearti, kegiatan ini bukannya berkurang melainkan meluas.

Rabu, 08 Februari 2012

hukum adalah hukum tapi di mata hakim...

bisakah atau maukah para hakim berbuat seperti ini?

Cerita ini terjadi di kota New York pada pertengahan 1930an ketika AS mengalami depresi ekonomi. Saat itu hari amat dingin. Di seluruh penjuru kota , orang-orang miskin nyaris kelaparan.

Di suatu ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk menyimak tuntutan terhadap seorang wanita yang dituduh mencuri septong roti. Wanita itu berdalih bahwa anak perempuannya sakit, cucunya kelaparan, dan karena suaminya telah meninggalkan dirinya. Tetap saja penjaga toko yang rotinya dicuri menolak untuk membatalkan tuntutan. Ia memaksa bahwa wanita itu harus dihukum untuk menjadi contoh bagi yang lainnya.

Hakim itu menghela nafasnya. Sebenarnya ia enggan menghakimi wanita ini. Tetapi ia tidak punya pilihan lain. "Maafkan saya," katanya sambil memandang wanita itu. "Saya tidak bisa membuat pengecualian. Hukum adalah hukum, jadi Anda harus dihukum. Saya mendenda kamu sepuluh dolar, dan jika kamu tidak mampu membayarnya maka kamu harus masuk penjara sepuluh hari."

Wanita itu tertunduk, hatinya remuk. Tanpa disadarinya, sang hakim mencopot topinya, mengambil uang sepuluh dolar dari dompetnya, dan meletakkan uang itu dalam topinya.

Ia berkata kepada hadirin: "Saya juga mendenda masing-masing orang yang hadir di ruang sidang ini sebesar lima puluh sen karena tinggal dan hidup di kota ini dan membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk menyelamatkan cucunya dari kelaparan. Tuan Bailiff, tolong kumpulkan dendanya dalam topi ini lalu berikan kepada terdakwa."

Akhir cerita, wanita itu meninggalkan ruang sidang sambil mengantongi empatpuluh tujuh dolar dan lima puluh sen, termasuk di dalamnya lima puluh sen yang dibayarkan oleh penjaga toko yang malu karena telah menuntutnya.*

Tepuk tangan meriah dari kumpulan penjahat kecil, polisi New York, dan staf pengadilan yang berada dalam ruangan sidang mengiringi kepergian wanita itu.

Rabu, 18 Januari 2012

bis, eh, bus yang kutunggu-tunggu...

Bis sekolah yang ku tunggu
Ku tunggu tiada yang datang
Ku telah lelah berdiri
Berdiri menanti nanti


meski bahasa bakunya adalah bus, koes plus lebih suka menggunakan kata bis ketimbang bus. dan, lebih enak juga menyebut bis sekolah daripada bus sekolah ketika dinyanyikan. coba deh, kalau tidak percaya :D

ngomong-ngomong soal bus sekolah di jakarta, seturut ini sudah digulirkan sejak tahun 2007 dan di tahun 2008 ditambah lagi jumlah armada dan trayeknya. entah sekarang di tahun 2012 armada dan trayeknya bertambah atau malah berkurang.

sewaktu smp dulu saya juga penggemar, eh, pengguna bus sekolah. namun, warnanya bukanlah kuning melainkan biru. ini juga sejatinya adalah bus jemputan sekolah. karenanya tidaklah gratis alias harus membayar. cara pembayaran setiap kali ikut, jadi kalau tidak ikut ya tidak usah membayar.

sebenarnya naik bus sekolah ada enaknya juga. kalau telat karena macet ya tidak menjadi masalah. tak akan ada pertanyaan macam-macam dari guru piket. tidak enaknya ya, mau tak mau harus tepat waktu. tak ada cerita bus sekolah mau menunggu. kalau kita tak ada di tempat biasa menunggu, bagi sang pengemudi itu artinya kita tidak ikut.

saya pernah punya 'setori' gak enak dengan bus sekolah ini. jaman smp itu kan lagi sok-sok-nya. alih-alih membawa tas, buku malah diikat menggunakan ikat pinggang. tempat pensil dan sebagainya juga tidak dipakai. nah, saya pernah mengantungi jangka di kantung celana belakang. alhasil, tanpa saya sadari, jangka itu merobek kulit penutup kursi. awalnya saya tidak tahu.

sang supir yang anak muda marah-marah karena kursi robek. saya dan teman-teman cuek saja. lah, dia gak pernah ngomong. baru belakangan dia ngomong. padahal, kami sudah siap-siap saja kalau diajak berkelahi (sok banget yak :D). buntutnya, saya dan teman-teman harus mengganti-rugi. untung saja jumlahnya tidak banyak dan masih masuk akal untuk ukuran anak smp.

menginjak sma, saya tidak lagi menggunakan bus sekolah. karena bus diganti dengan ukuran yang lebih besar dan tidak lagi melewati daerah tempat tinggal saya. sebagai gantinya saya nunut teman yang dekat rumah :D

nah, apakah anda punya 'setori' juga dengan bus sekolah?

Senin, 19 Desember 2011

mencari nafkah karena Allah...

saya pikir sih kita tak perlu tahu siapa ibu si bocah. terima kasih saya buat sang penulis cerita ini yang telah berbagi akan artinya bekerja karena gusti Allah...
Selesai berlibur dari kampung, saya harus kembali ke kota. Mengingat jalan tol yang juga padat, saya menyusuri jalan lama. Terasa mengantuk, saya singgah sebentar di sebuah restoran. Begitu memesan makanan, seorang anak lelaki berusia lebih kurang 12 tahun muncul di depan. "Abang mau beli kue?" katanya sambil tersenyum. Tangangnya segera menyelak daun pisang yang menjadi penutup bakul kue jajaannya.

"Tidak dik... abang sudah pesan makanan," jawab saya ringkas. Dia berlalu. Begitu pesanan tiba, saya terus menikmatinya. Lebih kurang 20 menit kemudian saya melihat anak tadi menghampiri pelanggan lain, sepasang suami istri sepertinya. Mereka juga menolak, dia berlalu begitu saja.

"Abang sudang makan, tak mau beli kue saya?" katanya tenang ketika menghampiri meja saya.

"Abang baru selesai makan dik, masih kenyang nih," kata saya sambil menepuk-nepuk perut. Dia pergi, tapi cuma di sekitar restoran. Sampai di situ dia meletakkan bakulnya yang masih penuh. Setiap yang lalu ditanya...

"Tak mau beli kue saya bang, pak, kakak atau ibu." Molek budi bahasanya.

Pemilik restoran itu pun tak melarang dia keluar masuk ke restorannya menemui pelanggan. Sambil memperhatikan, terbersit rasa kagum dan kasihan di hati saya melihat betapa gigihnya dia berusaha. Tidak nampak keluh kesah atau tanda-tanda putus asa dalam dirinya, sekalipun orang yang ditemuinya enggan membeli kuenya.

Setelah membayar harga makanan dan minuman, saya terus pergi ke mobil. Anak itu saya lihat berada agak jauh di deretan kedai yang sama. Saya buka pintu, membetulkan duduk dan menututp pintu. Belum sempat saya menghidupkan mesin, anak tadi berdiri di tepi mobil. Dia menghadiahkan sebuah senyuman. Saya turunkan cermin. Membalas senyumannya.

"Abang sudah kenyang, tapi mungkin abang perlukan kue saya untuk adik-adik abang, ibu atau ayah abang," katanya sopan sekali sambil tersenyum. Sekali lagi dia memamerkan kue dalam bakul dengan menyelak daun pisang penutupnya. Saya tatap wajahnya, bersih dan bersahaja. Terpantul perasaan kasihan di hati. Lantas saya buka dompet, dan mengambil selembar uang Rp 20.000,- saya ulurkan padanya.

"Ambil ini dik! Abang sedekah... tak usah abang beli kue itu." saya berkata ikhlas karena perasaan kasihan meningkat mendadak. Anak itu menerima uang tersebut, lantas mengucapkan terima kasih terus berjalan kembali ke kaki lima deretan kedai. Saya gembira dapat membantunya.

Setelah mesin mobil saya hidupkan. Saya memundurkan. Alangkah terperanjatnya saya melihat anak itu mengulurkan Rp 20.000,- pemberian saya itu kepada seorang pengemis yang buta kedua-dua matanya. Saya terkejut saya hentikan mobil, memanggil anak itu.

"Kenapa bang mau beli kue kah?" tanyanya.

"Kenapa adik berikan duit abang tadi pada pengemis itu? Duit itu abang berikan adik!" kata saya tanpa menjawab pertanyaannya.

"Bang saya tak bisa ambil duit itu. Emak marah kalau dia tahu saya mengemis. Kata emak kita mesti bekerja mencari nafkah karena Allah. Kalau dia tahu saya bawa duit sebanyak itu pulang, sedangkan jualan masih banyak, mak pasti marah. Kata mak mengemis kerja orang yang tak berupaya, saya masih kuat bang!" katanya begitu lancar.

Saya heran sekaligus kagum dengan pegangan hidup anak itu. Tanpa banyak soal saya terus bertanya berapa harga semua kue dalam bakul itu.

"Abang mau beli semua kah?" dia bertanya dan saya cuma mengangguk.

Lidah saya kelu mau berkata. "Rp 25.000,- saja bang..." Selepas dia memasukkan satu persatu kuenya ke dalam plastik, saya ulurkan Rp 25.000,-. Dia mengucapkan terima kasih dan terus pergi. Saya perhatikan dia hingga hilang dari pandangan.

Dalam perjalanan, baru saya terfikir untuk bertanya statusnya. Anak yatim kah? Siapakah wanita berhati mulia yang melahirkan dan mendidiknya? Terus terang saya katakan, saya beli kuenya bukan lagi atas dasar kasihan, tetapi rasa kagum dengan sikapnya yang dapat menjadikan kerjanya suatu penghormatan. Sesungguhnya saya kagum dengan sikap anak itu.

Dia menyadarkan saya, siapa kita sebenarnya.

Senin, 12 Desember 2011

pilih ikan atau kail...

berikan kail jangan ikannya. karena dengan kail, ia dapat memancing untuk mendapatkan lebih banyak ikan. tapi, ada yang iseng malah dibalik. berikan ikannya karena bisa dimakan. kalau diberikan kail nanti malah dijual. nah, mari kita belajar memancing lewat cerita andrie wongso...
Pada tepian sebuah sungai, tampak seorang anak kecil sedang bersenang-senang. Ia bermain air yang bening di sana. Sesekali tangannya dicelupkan ke dalam sungai yang sejuk. Si anak terlihat sangat menikmati permainannya.

Selain asyik bermain, si anak juga sering memerhatikan seorang paman tua yang hampir setiap hari datang ke sungai untuk memancing. Setiap kali bermain di sungai, setiap kali pula ia selalu melihat sang paman asyik mengulurkan pancingnya. Kadang, tangkapannya hanya sedikit. Tetapi, tidak jarang juga ikan yang didapat banyak jumlahnya.

Suatu sore, saat sang paman bersiap-siap hendak pulang dengan ikan hasil tangkapan yang hampir memenuhi keranjangnya, si anak mencoba mendekat. Ia menyapa sang paman sambil tersenyum senang. Melihat si anak mendekatinya, sang paman menyapa duluan. "Hai Nak, kamu mau ikan? Pilih saja sesukamu dan ambillah beberapa ekor. Bawa pulang dan minta ibumu untuk memasaknya sebagai lauk makan malam nanti," kata si paman ramah.

"Tidak, terima kasih Paman," jawab si anak.

"Lho, kalau diperhatikan, kamu hampir setiap hari bermain di sini sambil melihat paman memancing. Sekarang ada ikan yang ditawarkan kepadamu, kenapa ditolak?"

"Saya senang memerhatikan Paman memancing, karena saya ingin bisa memancing seperti Paman. Apakah Paman mau mengajari saya bagaimana caranya memancing?" tanya si anak penuh harap.

"Wah wah wah. Ternyata kamu anak yang pintar. Dengan belajar memancing engkau bisa mendapatkan ikan sebanyak yang kamu mau di sungai ini. Baiklah. Karena kamu tidak mau ikannya,paman beri kamu alat pancing ini. Besok kita mulai pelajaran memancingnya, ya?"

Keesokan harinya, si bocah dengan bersemangat kembali ke tepi sungai untuk belajar memancing bersama sang paman. Mereka memasang umpan, melempar tali kail ke sungai, menunggu dengan sabar, dan hup... kail pun tenggelam ke sungai dengan umpan yang menarik ikan-ikan untuk memakannya. Sesaat, umpan terlihat bergoyang-goyang didekati kerumunan ikan. Saat itulah, ketika ada ikan yang memakan umpan, sang paman dan anak tadi segera bergegas menarik tongkat kail dengan ikan hasil tangkapan berada diujungnya.

Begitu seterusnya. Setiap kali berhasil menarik ikan, mereka kemudian melemparkan kembali kail yang telah diberi umpan. Memasangnya kembali, melemparkan ke sungai, menunggu dimakan ikan, melepaskan mata kail dari mulut ikan, hingga sore hari tiba.

Ketika menjelang pulang, si anak yang menikmati hari memancingnya bersama sang paman bertanya, "Paman, belajar memancing ikan hanya begini saja atau masih ada jurus yang lain?"

Mendengar pertanyaan tersebut, sang paman tersenyum bijak. "Benar, kegiatan memancing ya hanya begini saja. Yang perlu kamu latih adalah kesabaran dan ketekunan menjalaninya. Kemudian fokus pada tujuan dan konsentrasilah pada apa yang sedang kamu kerjakan. Belajar memancing sama dengan belajar di kehidupan ini, setiap hari mengulang hal yang sama. Tetapi tentunya yang diulang harus hal-hal yang baik. Sabar, tekun, fokus pada tujuan dan konsentrasi pada apa yang sedang kamu kerjakan, maka apa yang menjadi tujuanmu bisa tercapai."

Rabu, 07 Desember 2011

aladin bbman juga...

apa iya anda ingin terus-terus-an bersama dengan pasangan anda? ke manapun dia pergi anda ikut. di manapun dia, anda hadir di sisinya. tapi kalau yang seperti ini, bagaimana... (ngutip dari milis tetangga)
seorang wanita menemukan lampu aladin yang terkenal itu. lalu dia mulai mengusap-usap lampu tersebut, dan muncullah sang jin yang sakti itu seperti biasanya.
sang wanita menatap jin tersebut dan mulai memohon agar beberapa permintaannya dikabulkan.

lalu sang jin berkata: "sebutkanlah permintaanmu segera, karena masih banyak orang lain yang antre menunggu."

sang wanita melanjutkan: "saya ingin supaya suami saya hanya melihat saya dan tak tertarik kepada wanita lain, saya ingin hanya sayalah satu-satunya dalam kehidupan dia, saya ingin supaya kalau suami saya tidur hanya tidur di samping saya, saya ingin agar di kala dia bangun setiap pagi sayalah yang paling pertama dia sentuh dan membawa saya ke manapun dia pergi."

dan, whooosh!!!! sang jin pun mengubah wanita itu dalam sekejap menjadi BB...

Senin, 05 Desember 2011

mau diisi apa celengan kita...

kalau ada pengamen atau pengemis yang meminta-minta, kadang atau seringnya kita mencari uang receh atau pecahan paling kecil untuk mereka. atau, kata-kata seperti ini: "maaf tidak ada uang kecil". sikap seperti ini, buat saya pribadi, lebih baik daripada memberikan uang tapi dalam hati menggerundel alias tidak ikhlas. namun demikian, memberikan banyak tapi dengan sikap sombong karena merasa sudah mampu, tidaklah baik juga. apapun yang kita miliki tak lain adalah milik gusti Allah, kita hanya dititipkan. lantas bagaimana kita mampu memberdayakan titipan itu tergantung sepenuhnya kepada diri kita. apakah kita tetap mengingatnya sebagai ujian atau sebagai hasil kerja keras kita semata. apa yang kita lakukan selama hidup kita di dunia, baik buruk maupun baik, tak lain adalah investasi untuk ukrawi. kutipan berikut yang saya copy-paste dari milis, barangkali, bisa dijadikan pengingat, paling tidak bagi diri saya sendiri...  
Kisah ini diceritakan oleh seorang ulama ternama di kota Bandung yang saat ini beliau masih hidup. Ulama ini mempunyai sahabat seorang pengusaha sukses yang kaya raya dan sekaligus orangnya dermawan kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongannya. Pengusaha kaya ini kalau sedang menginfaqkan hartanya kepada fakir miskin adalah harta yang terbaik yang dimilikinya tidak seperti kebanyakan orang saat ini yang kalau memberikan harta kepada fakir miskin adalah memilih-milih terlebih dahulu harta yang terjelek (terkecil).

Suatu hari Ulama ini bersama pengusaha kaya tersebut sedang dalam perjalanan di kota Jakarta utk memenuhi suatu undangan, tiba-tiba di perjalanan keduanya kedatangan seorang pengemis yang meminta sedekah kepada Pengusaha kaya tersebut, lalu sang pengusaha merogoh kantongnya yang ada uang Rp 50ribuan karena sifatnya yang dermawan ia langsung saja tanpa fikir panjang memberikan uang Rp 50.000 tersebut kepada pengemis tersebut.

Coba bayangkan Saudaraku bagaimana senangnya pengemis diberikan uang Rp 50ribuan yang biasanya paling-paling orang lain memberikan Rp 1000, tentu saja do'anya panjang x lebar bukan? Pengemis itu mendo'akan pengusaha itu panjang x lebar. Namun Pengusaha itu melakukan kesalahan ketika di doakan oleh pengemis tersebut dengan berkata, "Kamu jangan mendo'akan saya , kamu doakan saja dirimu, kalau saya sudah sukses dan kaya lebih baik kamu berdoa utk dirimu saja."

Pengemis itu lantas pergi setelah dikatakan seperti itu, menyaksikan hal tersebut Ulama sahabat pengusaha kaya langsung menegurnya, "Kamu jangan berkata seperti itu kepada pengemis tersebut, bagaimana kalau ia adalah seorang malaikat?"

Sang Pengusaha kaya langsung tersadar akan kesalahannya, dan langsung mengejar mencari pengemis tersebut. Namun sayang pengemis tersebut tidak ketemu padahal perginya belum lama.

Sepanjang perjalanan pulang dari Jakarta ke Bandung Pengusaha itu terus membahas si pengemis tadi khawatir benar Malaikat yang sedang menyamar mengujinya. Benar-benar ia sangat menyesal dengan perkataannya yang sombong saat bertemu pengemis tersebut. Ulama tersebut melanjutkan ceritanya kepada saya dan teman-teman dengan berkata, "Sejak saat itu Wallahua'lam ada hubungannya atau tidak usahanya mengalami kebangkrutan dan tidak pernah bisa bangkit kembali."

Saudaraku kisah tersebut di atas hendaknya bisa menjadikan pelajaran (ibrah) buat kita semua agar berhati - hati dalam berkata, berbuat dan menjaga hati jangan sampai ada kesombongan walaupun hanya kecil seberat zarah karena Allah,SWT akan langsung membalasnya di kehidupan dunia ini dan di akhirat nanti orang yang hatinya ada sifat sombong walaupun seberat biji zarah tidak akan masuk surga.

Berikut ciri-ciri orang sombong agar kita bisa menjauhinya :
1. Tutur katanya, perbuatannya merendahkan orang lain, merasa dirinya paling baik atau lebih baik dibandingkan dengan orang lain.

2. Menolak suatu nasehat kebenaran dari orang lain padahal nasehat itu sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah,SAW

3. Menjawab salam orang miskin berbeda dengan menjawab salam orang kaya

4. Berjalan dengan gaya sombong yaitu dengan membusungkan dada

5. Selalu berbuat zalim /aniaya kepada orang lain.

Ya Allah Ya Rabb lindungilah bimbinglah hati, perkataan dan perbuatan kami kepada yang Engkau Ridhai dan lindungilah kami dari sifat sombong.

Wallahua'lam

Rabu, 30 November 2011

paling menderita di dunia...

berangkat agak siang dan berharap tiba di kantor tidak terlalu siang. tetapi, harapan tinggal harapan. kemacetan yang biasanya dimulai di kilometer sekian jalan tole iskandar malah maju di km minus sekian. ya, sudahlah, mau tak mau harus dinikmati, karena ini sebuah keniscayaan. parahnya lagi, saya mengenakan baju khaki. terik mentari membuat keringat menetes.

lepas dari tole iskandar. melaju di margonda. alhamdulillah. keringatpun tak lagi menetes. tapi, galian saluran membuat jalan macet. tarik nafas. untungnya tidak terlalu panjang. namun, baru berjalan beberapa meter lepas dari kemacetan terdengarlah suara mendesis. yah! ban kanan belakang kempes. turunlah para penumpang termasuk saya. ah, tinggal ganti angkutan.

itu teorinya. praktiknya, menunggu kendaraan pengganti itu agak menyebalkan. tak kurang dari sepuluh menit barulah saya mendapatkan angkutan pengganti. sambil manggut-manggut terkantuk-kantuk saya duduk di depan bersama pak sopir. asap knalpot pun berpadu dengan asap rokok sang pengemudi. kenapa tidak pindah saja? kalau ada bangku kosong di bagian belakang, sudahlah pasti saya memilih itu.

menjelang terminal pasar minggu, banyak sekali polisi lalu lintas. "jangan turun sembarangan," tegas pak sopir. "banyak polisi, jangan turun dulu, nanti di terminal," imbuhnya. tumben, penumpang menurut semua. tak ada yang menggerutu. kamipun turut di tempat yang ditentukan pengemudi. dari sini, saya harus menumpang metro mini untuk sampai di kantor. lah, tidak seperti biasanya, kok, bus kesayangan saya malah jarang lewat.

menunggu lagi. lama. hampir saja saya kembali ke rumah naik taksi :D akhirnya setelah berpanas-panas datang juga metro mini saya. tapi, lagi-lagi tapi, pak polisi menyuruh pak sopir untuk menepikan kendaraannya. dari dalam saya melihat pak sopir berusaha 'bernegosiasi' dengan pak polantas. gagal. dan, pak sopir mendapatkan sehelai kertas berwarna merah yang ditakutkan para pengemudi. hanya ada satu pasal pelanggaran: '"tilangnya dua ratus lima puluh ribu pak."

pak sopir yang sudah mengenakan seragam metro mini dan mempunyai kpp (kartu pengenal pengemudi) dua-duanya resmi keluaran metro mini yang harus ditebus dengan selembar seratus ribuan seakan tak percaya mendapatkan surat tilang. lebih dari sekali ia melihat dan melihat lagi surat itu. dalam benaknya sudah terbayang harus mengangsur denda dengan bos pemilik kendaraan. lagi, sebuah keniscayaan.

akan halnya razia angkutan umum, memang sudah direncanakan dishub jauh-jauh hari. tapi, tadi pagi tak ada satupun petugas dinas lalu lintas angkutan dan jalan (dllaj) dari dishub. semua perazia adalah polantas. angkutan umum sejatinya adalah ranah dllaj sementara polantas mengurusi surat ijin mengemudi dan stnk. pelanggaran yang dilakukan pak sopir adalah tidak masuk ke terminal. urusan siapakah ini?

di tengah kegalauan pak sopir yang sudah membayangkan harus mengangsur denda lewat bos pemilik kendaraan, ada seorang penumpang yang memberikan sumbang saran. "bapak cari relasi aja pak, biar bisa bayar lebih murah," katanya. barangkali, maksudnya, bukan lewat jalur resmi. "tadi mau saya kasih 50 ribu gak mau polisinya," jawab pak sopir.  "saya sih bukan nganjurin gak bener," imbuh sang penumpang budiman?:D. tapi, semuanya begitu, sekalian aja hancur, katanya lagi. "kecuali, razianya gak hangat-hangat tahi ayam," tutup sang penumpang.

blar. gubraks.

awalnya saya berpikir, hari ini saya adalah orang yang paling menderita sedunia lebay banget ya. tapi, demi melihat penderitaan pak sopir. dan, mendengar saran si penumpang, kantuk saya kembali menyerang...

Rabu, 23 November 2011

baung ada, stop last ya ada...

menarik menilik asal-usul nama sebuah jalan atau daerah di jakarta. antara lain, ada yang dikaitkan dengan sebuah peristiwa bersejarah, tumbuhan yang ada di daerah itu atau tokoh yang bermukim di situ.

akan halnya nama pluit di jakarta utara sana, kita pastinya berpikir nama itu berhubungan dengan peluit seperti digunakan wasit atau polisi. ternyata, tak ada hubungannya ...
Menurut peta Topographish Bureau Batavia (1903), sebutan bagi kawasan ini adalah Fluit. Lengkapnya Fluit Muarabaru. Menurut kamus Belanda Indonesia (Wojowasito), fluit berarti suling, bunyi suling dan roti panjang sempit.

Rupanya nama kawasan itu tidak ada hubungannya dengan sulit, atau pluit, semacam pluit wasit sepakbola atau polisi. Ternyata nama kawasan tersebut berasal dari fluit, lengkapnya fluitschip yang berarti kapal (layar) panjang berlunas ramping.
yang agak lucu, kalau boleh dikatakan demikian, adalah nama jalan di depok yang dari pertigaan jalan margonda (nah, ini juga gak jelas asal usul namanya :D) menuju ke arah jalan raya bogor. satu jalan utuh itu mempunyai (sedikitnya yang saya ketahui) tiga nama. ada yang menyebutnya jalan sersan aning. tak sedikit yang mengatakan sebagai jalan siliwangi. dan, yang ketiga itu adalah jalan tole iskandar.

agak mirip dengan jalan itu, ada juga jalan dari pertigaan polsek sukmajaya menuju depok dua tengah timur dalam (ribet yah nyebutnya :D). di awal disebut sebagai jalan kebahagiaan. makin ke arah dalam berganti nama menjadi jalan kejayaan. semakin menuju ke dalam berganti lagi menjadi jalan keadilan raya. entah bagaimana proses dan sejarahnya menjadi seperti itu. pak walikota depok saja belum tentu tahu, barangkali :D

nah, sebagai pamungkas, coba perhatikan gambar di atas. mereka yang pengin turun di sini sama pak supir atau kondektur akan bilang: stoplas kiri bang. mereka tidak akan bilang stop last dengan sebutan dalam bahasa inggris. nama baung juga jarang disebut. ini juga rada-rada aneh, satu jalan punya nama dua. entah mana yang lebih dahulu muncul. sepertinya sih 'stoplas' karena ini yang lebih banyak disebut. sementara 'baung' barangkali ini nama yang belakangan dan resmi seperti ada di sini.

jadi, mau ke jalan baung atau stoplas?...

Minggu, 20 November 2011

maaf, perlukah...

AREA di mana sticker ini ditempel jalan kebahagiaan, depok timur, jawa barat adalah lokasi siswa-siswi sekolah menunggu angkot. 'senggolan' sedikit saja dapat membuat suasana menjadi panas membara. pernah kejadian, beberapa tahun silam, sebuah truk marinir sempat diparkir di sini karena seorang siswa yang tertusuk (kalau saia tak salah ingat siswa itu meninggal). 

akan halnya sticker itu. kenapa para pedagang di situ harus meminta maaf untuk sesuatu yang seharusnya tidak perlu dimintakan maaf? rasa sungkan? adat istiadat sebagai orang timur? wong, tawuran itu jelas-jelas mengganggu orang lain. membuat jalan menjadi macet. aktivitas pedagang pun terganggu. belum lagi kerugian material karena adanya kerusakan...

syukurlah, kini, tawuran di situ sudah jarang terjadi. sticker itu merupakan kenang-kenangan atau penanda bahwasanya tawuran itu merugikan orang lain selain diri sendiri.

Senin, 14 November 2011

umkm: dibina, jangan dibinasakan...

sudah beberapa kali saya melewati warung mie yang didominasi warna hijau itu. setiap lewat saya suka senyum membaca namanya: mie khangen, enaknya ngangenin. saya berpikir, seenak apa sih, lihat warungnya gitu-gitu aja kok. tapi, ya selalu cuma dilewatin saja. sampai satu saat ada temen (istri saya) yang pasang status: siapa mau bakso sehat. wah, bakso sehat. tidak memakai segala pernik yang beracun itu tentunya. usut punya usut, bakso sehat itu adanya di mie khangen ini. 

penasaran dengan daging bundar itu, sabtu kemarin kami menyambangi mie khangen. warungnya berada di tepi jalan merdeka, depok 2 timur. ketika masuk kami disambut dengan poster besar bertulisan: 9 alasan kenapa kita mengkomsumsi mie khangen, salah satunya:
'mie khangen selalu fresh & sehat karena di proses dan di masak pada hari yang sama dan di buat dari bahan kwalitas no 1.
"alasan-alasan" di poster yang ditempelkan di dinding warung agak berbeda dengan 8 manfaat kenapa kita mengkonsumsi mie khangen. saat kami tiba jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang namun belum semua masakan yang ada di daftar menu tersedia. lihat-lihat akhirnya pilihan jatuh pada mie hijau. harganya memang lebih mahal daripada mie biasa. mie sehat ini merupakan campuran daun katuk, bayam, sawi dan brokoli. namun, begitulah, yang namanya makanan sehat, tidak begitu sedap dipandang mata. selain mie hijau, ada juga mie orange yang berbahan dasar wortel.

siapa sebenarnya pemilik ide mie sehat ini? ternyata, adalah markiyat berlian
Di usia mudanya ia pernah bekerja di sebuah perusahaan pembuat mie kering. Pengalaman itu begitu membekas dan menjadi guru bagi Marki, demikian panggilan akrabnya untuk membuka lahan usaha. Marki meyakini mie mempunyai pasar yang sangat baik. Tua muda menyukainya dan enak disantap setiap waktu. Penyajiannya juga bermacam-macam, bisa dibuat mie rebus, mie ayam, mie bakso atau mie goring. Tak ada yang tak menyukainya. Markiyat meyakini jika ditekuni maka usaha ini akan sukses dikemudian hari. 
putra kelahiran gunung kidul, yang menamatkan kuliah di fakultas sastra ui-depok ini juga pernah bekerja di perusahaan minyak negara berlambang kuda laut. predikat mantan atlet nasional disandangnya di cabang olah raga hockey. masih dirasakan kurang kesibukannya ia pun menjadi trainer untuk pelatihan di berbagai organisasi mahasiswa, perusahaan swasta/bumn.
 
menuai sukses sebagai pengusaha mie kering, markiyat kemudian bergulat dengan mie siap saji atau mie ayam gerobak. tidak kurang dari 80 gerobak dimilikinya. masuk di tahun 2010, marki panggilannya – memulai usaha mie khangen, kedai siap saji yang menyediakan beraneka menu berbahan dasar mie. dan, dalam empat bulan sudah hadir cabang kedua di jalan raya bogor. 

dalam berusaha, marki tidak setengah-setengah. usahanya sudah mengantongi sertifikat halal dari LPPOM MUI, provinsi jawa barat. juga sertifikat mie sehat dari dinas kesehatan kota depok. dan, tentu saja sebagai umkm (usaha mikro, kecil dan menengah) mie khangen mendapatkan binaan dari pihak-pihak terkait. ditemui, sehabis meracik mie pesanan kami (ya, marki masih terjun sendiri meracik mie meski statusnya adalah juragan), saya sempat menanyakan mengapa masih menggunakan styrofoam yang merupakan kemasan yang tidak sehat dan tidak ramah lingkungan. 


sambil senyum, marki menjawab, sejatinya saya tahu ada kemasan yang sehat dan ramah lingkungan, ada styrofoam dan juga karton yang sehat. "tapi, harganya tidak ngangkat (maksudnya, kemahalan)," sambungnya. styrofoam yang dipakainya hanya berharga enam ratus per buah sudah lengkap dengan mereknya. sementara harga styrofoam sehat lebih dari seribu rupiah per buah.

barangkali, sudah saatnya, bagi pihak-pihak terkait yang mengurusi umkm untuk benar-benar membina mereka (dalam segala hal) dan bukan sebaliknya membinasakan karena mereka kekurangan akses untuk hal-hal yang dapat memajukan usaha mereka. semoga...
 

Ganator Blog's Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger